EmitenNews.com - Ini salah satu buah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab (UEA). Dalam lawatan, Rabu (3/11/2021) itu, Jokowi bertemu Putra Mahkota Pangeran Mohamed bin Zayed (MbZ). UEA akan berinvestasi di Indonesia senilai USD32,7 miliar atau Rp468 triliun. Hari ini, Jokowi meninggalkan Abu Dhabi, dan bertolak ke Dubai menghadiri sejumlah pertemuan. Di antaranya dengan Perdana Menteri dan Ruler of Dubai Mohammed bin Rashid AL Maktoum.


"Mengenai investasi. Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antarkedua negara. Selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis sebagai investasi senilai USD32,7 miliar dari 19 kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (4/10/2021) malam.


Komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain, kerja sama Indonesia Investment Authority (INA) dan Abu Dhabi Growth Fund, INA dan Dubai Ports World, Floating solar antara Masdar dan Pertamina, Refinery Balikpapan, serta Manufaktur dan distribusi vaksin dan bioproducts. Ada juga kesempatan G42 dengan berbagai mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomik, dan sebagainya.


Selain pembicaraan soal investasi kedua negara juga membahas perdagangan, travel corridor arrangement (TCA), komitmen membangun kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru serta isu lingkungan dalam hal ini fokus pada mangrove. Indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia dengan atau lebih dari 20 persen. Tumbuhan ini berperan penting dalam terkait isu perubahan iklim.


Isu perubahan iklim tak lupa disoroti dalam pembicaraan Jokowi dan MBZ. Sang pangeran sangat mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia melakukan reservasi dan rehabilitasi hutan mangrove. Kedua pemimpin juga sepakat bekerja sama di bidang ini terutama dalam hal riset.


Terkait TCA, Indonesia dan UEA sepakat memperkuat kerja sama dengan saling mengakui sertifikat vaksin dan integrasi platform perlindungan perjalanan.


Di bidang perdagangan, kedua pemimpin sepakat mengharapkan perundingan negosiasi Perjanjian Ekonomi Komprehensif (CEPA) dapat segera diselesaikan. Jokowi berharap pada Maret 2022 perundingan itu akan rampung. ***