EmitenNews.com -Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono menargetkan pembiayaan baru perseroan dapat mencapai Rp20 triliun hingga Rp21 triliun pada akhir 2023.


Sampai semester I 2023, pembiayaan baru perseroan tercatat senilai Rp10,3 triliun atau meningkat 20,8 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama 2022.

 

Sudjono, usai media gathering di Jakarta, Kamis (7/9), mengatakan pada kuartal III 2023, kinerja perseroan cenderung mendatar (flat), salah satunya disebabkan oleh serangan siber yang sempat terjadi pada jaringan information technology (IT) perseroan.


"Kurang lebih flat. Karena, kami kena sedikit problem di akhir semester I 2023 kena serangan siber. Itu memengaruhi sedikit, kami mesti ngerem sedikit. Tapi, di kuartal IV 2023 akan normal kembali. Sementara ini, kami lagi berbenah, jadi waktu berbenah kami nggak berani agresif dulu," ujarnya.

 

Terkait dengan strategi pembiayaan, ia mengatakan perseroan akan tetap fokus terhadap valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar. Menurut dia, fokus utama pembiayaan perseroan tetap pada kendaraan bekas dan alat- alat berat, seiring dengan peningkatan kinerja pada segmen tersebut pada tahun ini.


"Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel. Di alat berat tumbuh sekitar 40-an persen tahun ini dari sisi penyaluran pembiayaan, sedangkan di ritel lebih di bawahnya," ujar Sudjono.

 

BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah, dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) neto terjaga di 0,79 persen selama semester I 2023.


Selama periode tersebut, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp848,4 miliar, dengan total pendapatan senilai Rp3,2 triliun atau meningkat 30,3 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.