EmitenNews.com - Sedikit banyak terbuka sudah penyebab para siswa keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis. Salah satunya, karena bahan makanan dalam program andalan Presiden Prabowo Subianto itu, sudah tidak segar lagi. Sejak Januari hingga September 2025, terdapat 5.914 orang yang keracunan akibat MBG. Karena itu, Badan Gizi Nasional mengancam menutup dapur MBG yang melanggar, meski jenderal pemiliknya.

Dalam keterangannya yang dikutip Minggu (28/9/2025), Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang mengatakan, kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat di luar nalar. Mantan wartawan ini, terheran-heran dengan petugas dapur MBG setempat yang menyediakan bahan baku, tapi tidak fresh. 

Bayangkan saja. Ayam yang dijadikan lauk untuk MBG, sebenarnya sudah dibeli sejak Sabtu. Namun, ayam itu baru dimasak hari Rabu, atau empat hari kemudian. 

"Saya juga tidak mentolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh. Karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar," ujar Nanik Deyang di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). 

Menurut Nanik, jika ayam itu disimpan di freezer rumah, mungkin tidak apa-apa, mengingat jumlahnya yang sedikit. Akan tetapi, dalam kasus ini, ayam yang akan dimasak itu disimpan di sebuah freezer, yang mana jumlahnya mencapai 350 ayam. 

"Memang kalau di rumah ya enggak apa-apa itu dua ayam kita nyimpannya. Tapi, kalau 350 ayam, freezer mana yang kuat menyimpan? Jadi ada berbagai hal, kami sudah mengeluarkan tindakan-tindakan," ujar Nanik S. Deyang. 

Jumlah korban keracunan akibat program MBG di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terus bertambah. Dari data yang dirangkum Dinas Kesehatan setempat, hingga Kamis (25/9/2025) siang, total korban keracunan mencapai 1.333 orang yang terakumulasi dari tiga kejadian, dua kejadian di Cipongkor dan satu kejadian di Cihampelas. 

Kasus pertama dari klaster Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cipari yang terjadi pada Senin (22/9/2025) hingga Selasa (23/9/2025) dengan total 393 korban. Berikutnya, di Cihampelas terdapat 192 orang, terdiri atas 176 siswa SMKN 1 Cihampelas, tujuh siswa MA Al Mukhtariyah, delapan siswa MTs Al Mukhtariyah, dan seorang siswa SDN 1 Cihampelas. 

Sementara itu, kasus bertambah dari dapur yang berbeda, 201 korban lainnya berasal dari klaster SPPG di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu, Kecamatan Cipongkor. Kemudian, satu hari berselang, kasus serupa kembali terjadi dengan jumlah korban yang lebih besar. 

Sebagian besar korban merupakan pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Mereka mengalami gejala mual, pusing, hingga sesak napas setelah menyantap makanan MBG. Petugas kesehatan menyebut sebagian besar pasien mengeluhkan mual, pusing, hingga sesak napas. 

Belakangan ini, banyak kasus keracunan MBG. BGN mencatat, sejak Januari hingga September 2025, terdapat 5.914 orang yang keracunan akibat MBG. 

Agar kejadian serupa tidak berulang, Badan Gizi Nasional akan menutup dapur program Makan Bergizi Gratis yang melanggar ketentuan SOP yang diterapkan BGN. Nanik S. Deyang bahkan mengaku tidak takut jika dapur MBG itu dimiliki oleh jenderal sekali pun. 

"Mau punyanya jenderal, mau punyanya siapa, kalau melanggar, akan saya tutup. Saya enggak peduli. Karena ini nyangkut nyawa manusia," ujar Nanik S. Deyang, di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). 

Nanik prihatin dengan anak-anak yang keracunan makanan akibat dapur yang tidak melaksanakan SOP. Apalagi, mereka adalah anak-anak yang tidak bisa mendapatkan makanan dengan mudah. Maka dari itu, negara hadir untuk memberikan mereka makanan. "Jangan main-main sama urusan kesehatan anak." ***