EmitenNews.com - Di tengah berbagai tekanan global dan dampak rambatannya ke domestik, ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) terus tumbuh meningkat mendukung pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia memprakirakan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim akan tumbuh sebesar 4,5-5,3% pada 2023. Hal ini juga diikuti dengan pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan tumbuh sebesar 14-16%.


Demikian beberapa hal yang mengemuka dalam pembukaan Sharia Economic dan Financial Outlook (ShEFO) 2023 yang diselenggarakan secara hibrid di Jakarta dengan tema “Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Eksyar (Produsen Halal) Dunia" (6/2).


ShEFO 2023 merupakan rangkaian acara diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) 2022, yang sudah diluncurkan bersamaan dengan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2022 pada 30 Januari 2023. KEKSI 2022 menguraikan perkembangan eksyar 2022 serta prospek dan perumusan arah kebijakan tahun 2023.


Pada kesempatan tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyampaikan lima strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.


"Pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal," katanya.


Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah, termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.


Ketiga, penguatan halal lifestyle, melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia.


Keempat, akselerasi digitalisasi eksyar diantaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas.


"Dan kelima, atta'awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan," kata Juda.


Forum ini diharapkan memberikan pandangan terhadap arah kebijakan ke depan, memunculkan gagasan inovatif serta mendorong sinergi dan kolaborasi dalam mengembangkan eksyar di tanah air.


Penyelenggaraan ShEFO 2023 merupakan kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan Universitas Indonesia (UI).


Kegiatan ini dilanjutkan dengan seminar nasional yang terdiri atas dua sesi yang membahas terkait kondisi terkini, tantangan, dan arah pengembangan eksyar serta peningkatan kontribusi dunia usaha dan inovasi digital untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat eksyar (produsen halal) dunia.


ShEFO 2023 dihadiri oleh berbagai lembaga yaitu otoritas, kementerian/lembaga, pelaku jasa keuangan syariah, akademisi serta stakeholders eksyar lainnya.(*)