EmitenNews.com -Sejak 2021, pasar gas alam cair global telah mengetat dan konsumsi gas global diperkirakan akan menurun sebesar 0,8% di tahun 2022 sebagai dampak dari kontraksi sebesar 10% di Eropa dan tidak adanya perubahan dalam permintaan di daerah Asia Pasifik. Konsumsi gas secara global diprediksi hanya akan bertumbuh sebesar 0,4% di tahun 2023, tetapi prospek ini juga akan terpengaruh oleh berbagai ketidakpastian.

 

Meski demikian, industri gas alam cair di Indonesia di tahun 2023 diperkirakan masih akan lebih stabil dan tidak terlalu terpengaruh dengan pasokan dari Rusia. Gas bumi saat ini juga telah menjadi andalan proses transisi dari energi kotor ke energi bersih sehingga produk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat. Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan  produksi LNG di tahun 2023 sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi LNG di tahun 2022 yang mencapai 196 kargo. 

 

Melihat kondisi tersebut, Perusahaan yang fokus pada bisnis angkutan LNG PT GTS International Tbk (GTSI) melalui Tammy Meidharma selaku Direktur Utama GTSI memaparkan langkah-langkah keberlanjutan yang ditempuh perseroan. Menurut beliau, “Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan satu perangkat yang mengatur hubungan Perseroan dan keseluruhan organ-organ perusahaan serta pemangku kepentingan."

 

Perseroan telah berkomitmen dalam optimalisasi kualitas penerapan tata kelola perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yang berlaku secara universal, konsisten, serta berkesinambungan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan organisasi perusahaan dalam menghadapi dinamika tak terduga bisnis di masa yang akan datang.

 

Selain itu, proyeksi pasar LNG Indonesia masih didominasi dengan rencana proyek regasifikasi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah dalam KepMen ESDM no 249/2022 tentang penunjukan PLN dalam melakukan migrasi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar LNG. Hal ini  mencakup energi transisi dan energi bersih untuk beberapa pembangkit listrik di Indonesia.

 

Dengan meningkatnya permintaan terhadap ketersediaan clean energy baik secara domestik maupun internasional, Perseroan yang bergerak dalam industri kapal pengangkutan dan infrastruktur LNG, siap melayani dengan terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara lingkungan hidup.

 

pada tahun ini siapkan belanja modal atau capital expenditure/capex yang akan digunakan perseroan untuk pembelian kapal baru beserta infrastruktur penunjangnya.

 

Direktur Keuangan GTS International Dandun Widodo mengatakan, tahun ini perseroan akan mengeluarkan biaya investasi dengan total mencapai USD19,75 juta.

 

Rinciannya yakni pembelian kapal Liquified Natural Gas (LNG) carrier small size bernama Surya Aki seharga USD12,5 juta, kemudian initial dry docking seharga USD4 juta, mobilization senilai USD550 ribu, kemudian pelengkap dari ekspansi itu yakni PPH22, bea masuk  dan juga PPN impor USD2,7 juta.