EmitenNews.com - Bisnis remitansi perbankan atau pengiriman uang dari luar negeri maupun sebaliknya mulai bergeliat di tahun 2021, setelah sempat terpukul cukup dalam akibat pandemi COVID-19. Hal ini seiring dengan upaya pemulihan ekonomi, serta inovasi digital yang gencar dilakukan bank sepanjang tahun.


Seperti halnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang mencatatkan pertumbuhan frekuensi dan volume transaksi remitansi sebesar 5% secara year on year (YoY) hingga Agustus 2021.


"Kinerja remittance BNI sangat positif khususnya menjelang akhir tahun ini. Hal ini berkat geliat ekonomi global yang perlahan pulih sehingga meningkatkan kebutuhan pengiriman uang baik dari dalam maupun ke luar negeri. Per September 2021, pendapatan FBI (fee based income) dari remitansi BNI telah mencapai Rp144 miliar," ujar Direktur Treasury & Internasional BNI, Henry Panjaitan.


Dia menjelaskan volume transaksi remitansi BNI pada September 2021 mencapai US$ 59 miliar. Angka ini kemudian naik di bulan Oktober menjadi US$ 66 miliar, dan US$ 73 miliar pada November 2021. Dari jumlah tersebut, perseroan mengantongi pendapatan hingga Rp 174 miliar.


Ke depan, perseroan optimistis pasar remitansi masih memiliki prospek bisnis yang baik dan diproyeksikan dapat terus tumbuh. Pada tahun 2022, bisnis remitansi BNI diharapkan dapat tumbuh lebih baik lagi mengingat kondisi pandemi yang sudah mulai terkendali. Selain itu juga mulai aktifnya kembali penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri.


"Kami juga memperkuat kolaborasi dengan partner di mana saat ini BNI bekerja sama dengan 1.400 bank koresponden di seluruh dunia dan lebih dari 100 mitra remitansi non-bank," kata Henry.


Di samping itu, ia mengatakan pihaknya juga terus mendorong inovasi digital, seperti merilis fitur/layanan International remittance di BNI Direct dan BNI Mobile Banking.


"BNI juga akan melengkapi fitur tracking menggunakan teknologi SWIFT GPI yang memungkinkan nasabah mengetahui status transfer secara realtime. Saat ini BNI telah bekerjasama dengan lebih dari 100 partner non-bank. Beberapa di antaranya telah meng-upgrade bisnis modelnya ke arah fintech, seperti Ria Money dan PayPal," papar dia.


Diketahui, SWIFT GPI (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication - Global Payment Innovation) merupakan salah satu inovasi pembayaran global lintas negara yang sudah diimplementasikan oleh BNI. Melalui fasilitas tersebut, nasabah dapat melakukan pembayaran global untuk keperluan bisnis, pendidikan, kesehatan serta kebutuhan lainnya dalam valuta asing (valas) ke seluruh dunia secara mudah, cepat, nyaman dan aman.


Dikatakan Henry, inovasi digital BNI tersebut mendapat tanggapan positif dari para nasabah. Hal ini karena dapat membuat proses remitansi di BNI menjadi lebih seamless, dan aman.


"Bahkan, dengan luasnya jaringan kerja sama BNI, biaya kirim uang di BNI jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan bank peer," tandasnya.