EmitenNews.com - Akses permodalan salah satu aspek penting untuk mengembangkan usaha agar naik kelas. Tak terkecuali bagi para perempuan, karena peran mereka sangat besar di bidang ekonomi. Melalui sinergi Holding Ultra Mikro (UMi), yang terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)atau BRI sebagai induk, serta Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM), upaya untuk mengangat pemberdayaan perempuan pun terus dilakukan.

 

Selain itu, UMKM atau kelompok industri kecil di Indonesia, banyak dikelola oleh perempuan, seperti produk makanan, pakaian jadi, tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta barang anyaman dan rotan. Tercatat, partisipasi perempuan dalam UMKM mencapai sekitar 60%, merupakan jumlah yang signifikan.

 

Dalam hal ini, Holding UMi melalui PNM menyediakan produk pinjaman Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), mampu membantu para perempuan dalam mengakses permodalan. Berlaku bagi usaha mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha, kelompok ini pun dapat membangun dan mengembangkan usaha bersama. Tidak hanya permodalan, Mekaar juga memberikan akses kepada perempuan terhadap bahan baku dan distribusi.

 

Dalam sinergi Holding UMi, PNM mampu menyalurkan Rp41,57 triliun kepada 15 juta pelaku usaha wanita melalui PNM Mekaar. Dibandingkan dengan Grameen Bank, lembaga pembiayaan di Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006, PNM Mekaar unggul. 

 

Lihat saja. Dari situs resminya, Grameen Bank secara akumulasi telah menyalurkan pinjaman kepada 10,45 juta orang. Sama seperti PNM, mayoritas nasabah lembaga tersebut adalah kalangan perempuan yang mencapai 97%.

 

Dalam rilisnya Senin (22/1/2024), Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, PNM yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro, kini pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia. 

 

“Hal ini merupakan wujud BRI Group dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan mendukung pencapaian SDGs khususnya yang terkait dengan kesetaraan gender,” ujar Sunarto dalam gelaran World Economic Forum (WEF) 2024, di Davos, Swiss pada 15-19 Januari 2024.

 

Hal ini juga terbukti, berdasarkan survei BRI Research Institute pada 2023 sebanyak 60,85% nasabah Mekaar mampu meningkatkan omzet usaha dan 48,35% bahkan menikmati penambahan aset. Ini membuat para nasabah mampu meningkatkan taraf hidup sehari-hari, termasuk untuk pendidikan anak.

 

"Akses terhadap layanan keuangan sangat penting bagi masyarakat kurang mampu dan kurang terlayani. Pembiayaan dengan harga terjangkau dapat berfungsi sebagai tanjakan untuk meningkatkan skala usaha mereka dan meningkatkan peluang untuk menaiki tangga kelas ekonomi yang sulit dicapai," tambahnya.