EmitenNews.com - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia mendorong pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan membuka akses pasar lebih luas melalui ekosistem BUMN. Itu dilakukan dengan mengoptimalkan peluang kolaborasi UMKM dalam rantai pasok fasilitas pendukung atau amenity di hotel dan rumah sakit BUMN, melalui kerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP).

Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (23/8/2025), Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengungkapkan, UMKM merupakan sektor yang masuk lingkaran Danantara melalui perusahaan-perusahaan pelat merah. 

Wakil Menteri BUMN ini menyebutkan, selain membuka akses pasar dan melakukan pembinaan, Danantara juga memastikan dukungan pembiayaan kepada UMKM melalui instrumen kredit usaha rakyat (KUR).

HM Sampoerna sebagai entitas bisnis, saat ini membina ratusan UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Danantara melihat hal tersebut dapat ditingkatkan menjadi potensi bisnis yang saling menguntungkan.

"Nanti kita harapkan dari hasil pertemuan ini kita bisa tingkatkan menjadi yang lebih konkret. Ada kerja sama antara Danantara dengan Sampoerna yang punya binaan 250 ribu UMKM. Kita tingkatkan menjadi lebih hubungan bisnis," ujar Doni Oskaria kepada pers, di gedung Smesco Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Kerja sama antara Danantara dan binaan UMKM milik Sampoerna dapat terjalin melalui pemenuhan kebutuhan barang dan jasa di perhotelan maupun rumah sakit. BUMN memiliki 130 hotel, dan lebih dari 80 rumah sakit, yang dalam operasionalnya tentu memerlukan amenities setiap hari. Hotel-hotel, dan rumah sakit itu, memerlukan sabun, odol, alas kaki, sisir, handuk, dan lain sebagainya.

Kerja sama tersebut merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk menggandeng UMKM lokal. Bahkan, UMKM-UMKM Indonesia juga dapat saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasokan satu sama lain.

"Tidak lagi dilakukan oleh UMKM sendiri, tapi akan kita kerjasamakan dengan UMKM-UMKM kita. Sehingga nanti diharapkan UMKM-UMKM ini bisa juga terlibat aktif dalam berbisnis dengan Danantara. Itu sebagai contoh," katanya.

Begitu juga dengan rumah sakit, yang jumlah lebih dari 80 rumah sakit. Tentu rumah sakit ini juga memerlukan amenities.

Produk UMKM yang masuk dalam rantai pasok BUMN akan dikurasi

Produk UMKM yang nantinya masuk dalam rantai pasok BUMN akan dikurasi dan diberikan pendampingan agar kualitasnya memenuhi standar nasional maupun internasional.  

Selain membuka akses pasar dan melakukan pembinaan, Danantara juga memastikan dukungan pembiayaan kepada UMKM melalui instrumen kredit usaha rakyat (KUR) ataupun program PNM Mekaar.   

“Dukungan kepada UMKM, harus full cycle. Tidak bisa parsial. Tidak bisa memberikan akses pasar, tetapi tidak didukung oleh pembiayaan,” kata Dony Oskaria. 

Dengan langkah itu, strategi segitiga yang mencakup sisi pembiayaan, akses pasar, dan pembinaan kepada UMKM akan dijalankan secara simultan.  

Harus diakui, komitmen Danantara untuk mendorong UMKM tidak terlepas dari peran besar sektor ini terhadap perekonomian nasional. Hal ini mengingat UMKM berkontribusi sebesar 60% dari produk domestik bruto (PDB).  

“Kami akan membuka ruang lebih banyak kepada UMKM untuk bekerja sama dengan Danantara karena dengan otomatis, banyak bidang yang akan kami lepaskan kepada UMKM,” tutur Dony Oskaria.  

Dalam kesempatan terpisah, Menteri UMKM Maman Abdurahman membuka peluang target alokasi KUR untuk sektor produksi naik dari 60% menjadi 65% dari keseluruhan pembiayaan. Menurut dia, proses distribusi KUR seharusnya tak hanya dilihat dari aspek kuantitas, melainkan juga kualitas.