EmitenNews.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil memperluas pangsa pasar ekspornya dengan menambah beberapa negara tujuan baru, termasuk Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Bangladesh. 

Dampak positif dari ekspansi ini terlihat dalam peningkatan volume penjualan ekspornya yang mencapai 15,6 juta ton sepanjang tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 25 persen dibandingkan dengan realisasi ekspor pada tahun 2022. 

Sebagai hasil dari perluasan ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil meningkatkan porsi penjualan ekspornya menjadi 42,16 persen dari total volume penjualan PTBA pada tahun tersebut, yang mencapai 37 hingga akhir tahun. Sementara itu, porsi penjualan domestik tercatat mencapai 21,4 juta ton, setara dengan 57,84 persen, atau terhitung tumbuh sekitar 12 persen secara tahunan atau YoY (Year on Year).

"Perseroan terus berupaya memperbaiki kinerja operasional. Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru," kata Corporate Secretary ANTM, Niko Chandra, dalam keterangan resminya, Selasa (16/1).

Moncernya kinerja penjualan ini menurutnya juga ditopang oleh total produksi batu bara perusahaan yang juga tumbuh sebesar 13 persen, dari semula sebesar 37,1 juta ton pada 2022, menjadi 41,9 juta ton di sepanjang 2023 lalu.

Adapun capaian produksi tersebut berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023.

Jumlah produksi secara keseluruhan, seperti yang disampaikan oleh Niko, berasal dari anak perusahaan ANTM, yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencapai 23,6 juta ton, setara dengan 56 persen dari total produksi. Selain itu, kontribusi juga diberikan oleh cucu usaha ANTM, PT Satria Bahana Sarana (SBS), dengan jumlah 7,5 juta ton atau 18 persen dari produksi keseluruhan perusahaan. 

Sementara itu, PT Putra Perkasa Abadi (PPA) berkontribusi sebesar 5,6 juta ton atau 13 persen, 4,2 juta ton atau 10 persen dihasilkan melalui produksi swakelola PTBA, dan sisanya sebanyak 1,03 juta ton berasal dari anak usaha PTBA, yaitu PT Internasional Prima Coal (IPC).

Selain memaksimalkan kinerja produk dan penjualan, Niko juga menyampaikan bahwa pihaknya juga akan terus menjalankan proyek-proyek strategis untuk mendukung kinerja bisnisnya.