EmitenNews.com - Ini keseriusan pemerintah, dan pelaku fintech dalam mengembangkan ekosistem keuangan digital nasional. Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) meluncurkan Bulan Fintech Nasional, Kamis (11/11/2021) secara virtual.


Peluncuran Bulan Fintech Nasional 2021 ini menandakan keseriusan pemerintah dan pelaku fintech untuk mengembangkan ekosistem keuangan digital nasional. Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa Indonesia memiliki peluang menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030. Melihat perkembangan bisnis keuangan digital dalam negeri, Jokowi melihat sektor ini dapat menjadi salah satu andalan untuk meraih target tersebut.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pada sektor peer-to-peer lending saja, sudah ada penyaluran dana sebesar Rp262,93 triliun. Itu hampir setara dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah, yakni sebesar Rp285 triliun.


Mengingat pertumbuhan fintech ini, selain dukungan sarana dan prasarana, pemerintah juga fokus untuk membuat fintech aman dan nyaman dengan peningkatan literasi masyarakat. Transformasi digital di sektor jasa keuangan perlu didorong dengan inovasi di bidang fintech, transparansi suku bunga, sosialisasi intensif, dan pengungkapan yang jelas. Termasuk agar tingkat literasi masyarakat semakin tinggi di bidang keuangan digital.


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mendukung penuh inisiatif untuk memperkuat ekosistem fintech berizin yang aman. Ia mengatakan, BI berkomitmen kuat untuk terus melakukan akselerasi digitalisasi, mendukung inovasi dan mengintegrasikan ekonomi keuangan digital secara end to end, khususnya yang dilakukan oleh industri sistem pembayaran termasuk fintech.


Melalui berbagai kebijakannya, Gubernur BI memastikan terciptanya industri yang sehat, kompetitif dan inovatif. Dari sisi sistem pembayaran, BI mendorong integrasi, interkoneksi, interoperabilitas infrastruktur serta memastikan aspek keamanan, kehandalan, praktik pasar yang sehat, efisien dan wajar.


“Hal ini juga ditujukan agar industri dan masyarakat pengguna layanan terhindar dari risiko yang menyertai perkembangan produk, layanan dan inovasi maupun praktik-praktik ilegal," urai Perry Warjoyo.


Sementara itu Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan, OJK mendorong kolaborasi lintas industri dan meningkatkan inovasi terutama pada layanan dan produk keuangan. Kolaborasi dan inovasi ini akan menghasilkan produk atau layanan keuangan ramah konsumen dengan pricing kompetitif dan membuka akses keuangan ke masyarakat lebih luas. Termasuk mengembangkan layanan keuangan digital kontributif dan inklusif yang berfokus pada pemberdayaan UMKM.


“Penyelenggaraan rangkaian kegiatan Bulan Fintech Nasional dan Indonesia Fintech Summit 2021 dapat kita jadikan momentum dan wadah tepat untuk memberikan pemahaman dan awareness yang lebih baik kepada masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan digital, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan digital secara aman dan nyaman," kata Wimboh Santoso. ***