EmitenNews.com—PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan produksi batu bara pada tahun 2023 sebanyak 80 juta ton, naik realisasi tahun ini 70 juta ton.


Direktur Bumi Resources RA Sri Dharmayanti, memperkirakan jumlah produksi batu bara pada tahun 2022 mencapai 70 juta ton. "Realisasi 2022 70 juta, dan untuk 2023 kami sudah menyampaikan rencana kami kepada (Kementerian) ESDM , jumlahnya itu sekitar 80 juta ton. Jadi ada peningkatan," kata Sri dalam paparan publik BUMI secara virtual pada Selasa (29/11).


Dalam kesempatan yang sama, Vice President Investor Relations & Chief Economist BUMI Achmad Reza Widjaja mengungkapkan, anak usaha BUMI, yakni Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan salah satu pengekspor batu bara terbesar di dunia. KPC dan anak usaha BUMI lainnya, Arutmin, memiliki penguasaan pasar batu bara sebesar 25% dari seluruh produksi batu bara di Indonesia.


Pada tahun 2021, BUMI memproduksi 78,8 juta ton batu bara dari kedua perusahaan. "Total 2,4 miliar cadangan batu bara dan ada juga sumber daya sebesar 8,5 miliar ton," kata Reza.


"Intinya masih banyak atau masih sangat besar potensi yang dapat dikembangkan di dalam kedua tambang, terutama KPC baru hanya sebagian yang dieksplor," jelas Reza.


Sepanjang Januari - September 2022, BUMI mencetak total penjualan sebesar USD1,39 miliar atau setara Rp21,8 triliun (kurs Jisdor Rp15.652 per dolar AS) pada 9 bulan 2022. Penjualan BUMI ini meningkat 109,3% dibandingkan Januari - September 2021 sebesar USD666,18 juta.


Meningkatnya penjualan BUMI ini didorong oleh penjualan batu bara sebesar USD1,38 miliar hingga kuartal III-2022. Penjualan batu bara mendominasi total penjualan BUMI. Sementara itu, penjualan emas BUMI ke pihak ketiga mencapai USD7,2 juta, dan jasa sebesar USD1,1 juta.


Berdasarkan pelanggannya, BUMI paling banyak menjual batu baranya ke Rwood Resources DMCC yakni sebesar USD441,17 juta, PT PLN (Persero) USD189,08 juta, dan PT Jhonlin Group senilai USD186,9 juta.