EmitenNews.com - Produsen Bir Anker, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang 2022 ini. Hal ini seiringan dengan pertumbuhan kinerja sepanjang kuartal I-2022.

 

DLTA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp25,4 miliar di tahun ini. Rencananya anggaran tersebut akan digunakan untuk memperlancar produksi dan mengembangkan sistem SAP mesin produksi perusahaan.

 

Direktur Pemasaran Ronny Titiheruw menjelaskan pihaknya berusaha meningkatkan penjualan dengan ekspansi ke area-area yang belum digarap dengan maksimal. Selain itu, DTLA juga akan mempertahan efisiensi.

 

"Banyak daerah-daerah turis seperti Labuan Bajo dan lainnya, tapi tentu tergantung pandemi Covid-19 juga. Mudah-mudahan pandemi cepat selesai sehingga situasi pasar kembali normal," kata Ronny, belum lama ini pada Publix Expose perseroan.

 

Sepanjang kuartal I-2022, DLTA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 198,82 miliar atau naik 13,49% secara year on year (yoy) dari Rp 175,18 miliar yang dicetak pada periode yang sama tahun lalu.

 

Rinciannya nilai penjualan domestik setelah dikurangi cukai tumbuh 13,47% yoy menjadi Rp 215,05 miliar dari Rp 189,53 miliar. Sementara, penjualan ekspor melejit 359,74% secara tahunan menuju Rp 305,85 juta.

 

Lebih lanjut Ronny menjabarkan, pertumbuhan penjualan tersebut disebabkan karena meredanya kasus Covid-19, yang akhirnya berimbas pada pembukaan daerah-daerah turis. Dia mencontohnya pembukaan Bali untuk wisatawan.

 

Lebih lanjut dia bilang, untuk akhir 2022, DLTA optimistis kinerja dapat tumbuh secara maksimal. Perusahaan berharap dapat mencetak pertumbuhan baik dari sisi pendapatan atau laba bersih di atas pencapaian tahun lalu, tapi dia enggan menyebutkan target besaran pertumbuhannya.

 

Sebagai gambaran, DLTA berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 24,68% yoy menjadi Rp 546,33 miliar di akhir 31 Desember 2021. Sementara, laba bersih laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 51,60% yoy Rp 188,04 miliar sepanjang tahun lalu.