EmitenNews.com—PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menargetkan penambahan produksi hingga 10 persen tiap tahun. Proyeksi ini didukung upaya perseroan dalam melakukan efisiensi dari sisi produksi, seperti otomatisasi dan digitalisasi.

 

Direktur PT Pan Brothers Tbk, Fitri Ratnasari Hartono  menyatakan, optimistis otomatisasi dan digitalisasi mampu mengerek produksi perseroan dengan tenaga kerja yang lebih sedikit. Dari sisi kualitas, hal ini juga diharapkan dapat mengurangi adanya produk reject.

 

"Kalau kapasitas produksi secara pabrik kita tidak naik tapi kita fokus efisiensi supaya output bisa bertambah, target tiap tahun bisa tambah kapasitas tahun 5-10 persen,” ungkap Fitri dalam paparan publik perseroan, Senin (19/12/2022).

 

Sejalan dengan itu, perseroan menargetkan adanya pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, perseroan mematok pertumbuhan minim di bawah 10 persen.

 

"Modal kerja kita masih terbatas jadi lebih hati-hati. Maka target 2023 kita akan increase, tapi di bawah 10 persen atau sama dengan di tahun 2022 ini,” imbuh dia.

 

Selain otomatisasi dan digitalisasi, dalam rangka meningkatkan margin, perseroan juga memprioritaskan pelanggan yang menawarkan margin lebih tinggi, terutama dari pelanggan kecil hingga menengah dan fokus untuk memperoleh order dari merek besar.

 

Perseroan juga melakukan diversifikasi produk ke produk gaya hidup premium di bawah segmen kompleksitas menengah untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas selama periode produksi low season.

 

“Kita akan prioritaskan pelanggan yang berikan value added order dan order yang lebih merata tiap bulan, jadi selama satu tahun ordernya selalu ada. Kalau buyer berikan value added tapi ordernya hanya 6 atau 8 bulan, kita push ke buyer yang bisa berikan order setahun penuh secara rutin," tutur dia. 

 

Fitri cukup optimistis dengan prospek sektor tekstil tahun depan. Meski tak signifikan, Fitri menilai pasar Indonesia mendulang keuntungan dari perpindahan produksi yang sebelumnya di China. Di mana buyer atau pembeli mencari alternatif negara lain untuk produksi, salah satunya Indonesia.