EmitenNews.com -PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) mencatatkan kenaikan laba usaha di kuartal II-2023, berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan pada akhir Juli 2023. Kenaikan laba usaha didukung perbaikan usaha dan efisiensi beban usaha perseroan yang dapat menjaga stabilitas grup usaha di sepanjang kuartal ini.

 

Presiden Direktur IKAI Yohas Raffli mengatakan, perseroan optimistis di tengah kondisi global dan nasional serba menantang. Perusahaan akan mendorong seluruh lini usaha untuk terus mengoptimalkan kinerja operasional demi memaksimalkan keuntungan.

 

"Selama di kuartal II tahun ini bisnis manufaktur agak menurun. Namun bisnis dari lini usaha hospitality malah berkontribusi jauh lebih baik. Di sisi lain, perusahaan terus menggenjot efisiensi untuk memaksimalkan capaian keuntungan," kata Yohas di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

 

Menurut Yohas, perseroan memiliki keuntungan dengan tiga lini usaha yang berdampingan. Di saat satu lini usaha agak menurun, lini usaha lain justru melesat. IKAI sendiri merupakan emiten investasi yang memiliki tiga lini usaha, yakni manufacturing, perhotelan, dan property development.

 

Peluang ini yang terus dimanfaatkan perseroan demi memaksimalkan posisi keuangan dan melangkah di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan. Manajemen perusahaan pun telah dan akan mengeksekusi prioritas-prioritas strategis yang telah tersusun dalam rancangan kerja (roadmap) jangka panjang.

 

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal II-2023, pendapatan perseroan naik dari Rp 108,8 miliar pada 30 Juni 2022 menjadi Rp 109,9 miliar. Beban pokok perusahaan juga berhasil ditekan dari semula Rp 60,8 miliar menjadi Rp 51,4 miliar, sehingga laba bruto perseroan naik dari Rp 48,01 miliar menjadi Rp 58,4 miliar.

 

Di periode yang sama, perusahaan berhasil melakukan efisiensi bisnis dengan menekan beban operasional. Hal ini terlihat dari beban penjualan yang berhasil ditekan dari Rp 4,72 miliar menjadi Rp 4,38 miliar. Meski demikian, beban umum dan administrasi masih naik dari Rp 47,2 miliar menjadi Rp 52,7 miliar.

 

"Kendati masih tertekan, perseroan berhasil mencatatkan laba usaha Rp 1,39 miliar dari sebelumnya masih rugi Rp 3,94 miliar," kata Yohas.

 

Momentum Kenaikan Usaha Perhotelan