EmitenNews.com - PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) atau BeFa Industrial Estate makin prospektif, seiring penjualan lahan industri perseroan yang terus membaik. Dengan begitu, keberhasilan BEST menekan rugi bersih pun diproyeksikan berlanjut pada tahun ini.

 

Dalam risetnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengungkapkan, kuartal IV-2021 menjadi titik balik karena BEST mampu mencetak laba sebanyak Rp 20 miliar dibandingkan lima kuartal sebelumnya yang membukukan rugi. Segmen perhotelan BEST menjadi sektor yang paling terpukul selama pandemi dan menjadi penyebab terbesar kerugian yang melanda perusahaan. Akibatnya, emiten pengelola kawasan industri ini membukukan rugi berturut-turut dari kuartal III-2020 hingga kuartal III-2021.

 

Namun, pada kuartal IV-2021, perseroan mendapatkan berkah dari penjualan lahan industri kepada PT Yamaha Musical Products Asia dengan nilai transaksi sebesar Rp 41 miliar. Selain kepada Yamaha Musical, pendapatan yang lebih dari 10% didapat BEST dari penjualan lahan kepada PT Kertopaten Kencana Rp 26,69 miliar. Berkat penjualan ini, kinerja dari perseroan melampaui ekspektasi BRI Danareksa Sekuritas.

 

“Kami memproyeksikan pada 2021, perseroan dapat menekan rugi bersih hingga Rp 93 miliar. Realitanya, pencapaian BEST lebih baik dari perkiraan,” jelas Victor dalam risetnya.

 

Di periode yang sama, pendapatan lainnya seperti maintenance fee, service charges, air, dan sewa, menyumbang Rp 115,48 miliar, naik tipis 0,54% dari Rp 114,86 miliar. Kemudian pendapatan dari hotel Rp 5,65 miliar menurun 18,47% sebelumnya Rp 6,93 miliar. Disusul, pendapatan lain-lain yang juga turun 14,68% menjadi Rp 29,36 miliar, padahal sebelumnya mampu berkontribusi hingga Rp 34,41 miliar.

 

Berdasarkan data Desember 2021, perseroan memiliki landbank industri sebanyak 81 hektare (ha). Untuk menjual lahan tersebut, perseroan dengan gencar mendekati para pelaku industri yang memiliki tingkat resiliensi/daya tahan yang tinggi selama pandemi. Di antaranya, industri yang bergerak di bidang teknologi tinggi dengan target penjualan lahan 20 ha pada tahun ini. Target itu meningkat dari 2021 yang sebanyak 4 ha.

 

Target itu juga akan dikejar dengan pengembangan kawasan khusus data center. Menurut Victor, perseroan diproyeksikan mampu membukukan penjualan lahan paling cepat pada kuartal II-2022.

 

Victor Stefano juga menyampaikan bahwa saham BEST masih menarik untuk dikoleksi dengan target harga Rp 140. Target itu mempertimbangkan valuasi dan harga yang sudah terdiskon. Di sisi lain, penjualan lahan industri pada tahun ini diperkirakan lebih baik.

 

“Karena harga saham dari BEST saat ini sudah terdiskon cukup jauh di bawah valuasinya dan penilaian wajar, kami meningkatkan rekomendasi saham BEST untuk beli,” jelas dia.