EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (15/2) diperkirakan melanjutkan koreksi. Pasalnya, para investor masih menunggu rilis data ekonomi neraca dagang dengan perkiraan menurun. So, IHSG masih akan terseret bursa regional. 


”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.690, dan resisten 6.750,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas, Selasa (15/2). 


Secara teknikal, IHSG membentuk candle hitam cukup kuat. Kondisi itu, IHSG sudah menutup gap up sebelumnya. Indicator stochastic telah dead cross, dan melebar ke bawah. Sejumlah saham berpotensi naik antara lain HRUM, MDKA, SMCB, TBIG, ANTM, ITMG, MIKA, PGAS, dan SMCB.


IHSG pada perdagangan kemarin menukik 1,19 persen menjadi 6.734,48. IHSG mengekor bursa regional juga mengaspal zona merah di tengah ancaman perang antara Ukraina-Rusia. Lonjakan kasus harian Covid-19, saham bank digital mengalami penurunan, minyak dan gas menguat mengikuti harga komoditas minyak mentah. 


Sektor pendorong pelemahan IHSG yaitu transportasi minus 3,07 persen, technology ambles 2,59 persen, dan basic materials tereduksi 1,96 persen. Investor asing membukukan net buy Rp168 miliar, dengan saham paling banyak diburu BBNI, BBRI, dan BMRI.


Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street melanjutkan pelemahan. Para investor masih khawatir soal eskalasi geopolitik Ukraine-Russia. Namun, pelaku pasar melihat tensi itu, tidak akan berlangsung lama. Hanya, efek terhadap harga komoditas akan begitu terasa. 


Sementara itu, bursa Asia menyusur zona merah. Indeks Nikkei 225 anjlok 0,28 persen, dan indeks Kospi tekor 0,61 persen. Para investor merespon negatif rilis GDP Jepang mengalami pertumbuhan. Namun, para pemodal masih khawatir tensi geopolitik, peningkatan kasus Covid-19, dan lonjakan kematian di Jepang. (*)