Pendapatan Bersih TPIA meningkat sebesar US$79.3 juta menjadi US$677.7 juta dari US$598.4 juta pada Q1 2021 terutama karena harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi selama kuartal tersebut dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ditambah dengan volume penjualan yang sedikit lebih rendah di 528KT dari 539KT di Q1 2021.

 

Beban Pokok Pendapatan meningkat menjadi US$652.7 juta dari US$450.8 juta pada Q1 2021 sebagian besar disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi dengan Naphtha pada US$856/T pada Q1 2022 dibandingkan dengan rata-rata US$534/T pada Q1 2021. Biaya bahan baku yang lebih tinggi mengikuti kenaikan sebesar 66% atas harga minyak Mentah Brent selama Q1 2022 menjadi rata-rata US$101/bbl vs rata-rata US$61/bbl pada Q1 2021.

 

Meskipun kinerja topline meningkat pada kuartal tersebut, beban pokok pendapatan yang lebih tinggi dikombinasikan dengan margin petrokimia yang lebih ketat, didorong oleh hambatan makro karena situasi Rusia-Ukraina dan lockdown COVID di Cina, telah mengakibatkan EBITDA Perseroan turun menjadi US$24.1 juta selama Q1 2022, vs US$146.7 juta pada Q1 2021.

 

Perseroan mencatatkan Total Aset sebesar US$4,968.4 juta per 31 Maret 2022, sedikit menurun dari US$4,993.1 juta pada 31 Desember 2021.

 

Perseroan mencatatkan Total Liabilitas yang lebih rendah sebesar US$2,052.6 juta selama kuartal tersebut dari US$2,065.4 juta pada tanggal 31 Desember 2021.

 

Per 31 Maret 2022, Perseroan memiliki total posisi utang sebesar US$1,510.8 juta, terhadap saldo kas dan setara kas sebesar US$1,724.3 juta, sehingga posisi kas bersih secara keseluruhan sebesar US$213.5 juta. Kas Bersih terhadap EBITDA (LTM) tercatat sebesar 1.0x.