EmitenNews.com - AirAsia Indonesia (CMPP) sepanjang 2022 merugi Rp1,64 triliun. Susut 29 persen dari edisi sama tahun sebelumnya tekor Rp2,34 triliun. Efeknya, rugi per saham dasar turun menjadi Rp154,41 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp219,29 per eksemplar. 


Pendapatan Rp3,78 triliun, meroket 509 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp626 miliar. Beban usaha bersih Rp5,09 triliun, bengkak 121 persen dari fase sama tahun sebelumnya Rp2,30 triliun. Rugi usaha Rp1,31 triliun, turun 21 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp1,67 triliun. Beban bahan bakar Rp1,87 triliun bengkak dari Rp332 miliar. Perbaikan dan pemeliharaan Rp674 miliar, naik dari Rp294 miliar. 


Penyusutan Rp636 miliar turun dari Rp1,01 triliun. Pelayanan pesawat dan penerbangan bengkak jadi Rp398 miliar dari Rp70 miliar. Gaji dan tunjangan Rp351 miliar naik dari Rp280 miliar. Pemasaran Rp182 miliar bengkak dari Rp25 miliar. Beban Sewa pesawat Rp143 miliar, naik dari Rp99 miliar. Asuransi Rp42 miliar, turun dari Rp60 miliar. Beban usaha lain Rp1,11 triliun bengkak dari Rp227 miliar. Pendapatan usaha lain Rp320 miliar bengkak dari Rp97 miliar. 


Pendapatan keuangan Rp998 juta, naik dari Rp146 miliar. Pajak final atas pendapatan keuangan Rp199 juta dari Rp29 juta. Beban keuangan Rp328 miliar, naik bengkak dari Rp262 miliar. Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan Rp1,64 triliun, susut dari Rp1,93 triliun. Beban pajak penghasilan Rp3,51 miliar, turun dari edisi sama tahun sebelumnya Rp406 miliar. Rugi tahun berjalan Rp1,64 triliun, berkurang dari Rp2,34 triliun. 


Defisiensi modal Rp6,81 triliun, bengkak dari periode akhir 2021 sebesar Rp5,19 triliun. Total liabilitas Rp12,17 triliun, bengkak dari akhir 2021 sejumlah Rp10,33 triliun. Jumlah aset Rp5,35 triliun, menanjak dari posisi sama akhir 2021 sebesar Rp5,13 triliun. (*)