EmitenNews.com -Ditengah pertumbuhan pesat para perusahaan perbankan dengan catatan laporan keuangan Semester I tahun 2023 yang membukukan laba meningkat. Nampaknya hal itu tak berlaku bagi bank daerah satu ini.

 

Bank daerah yang masih terus menanggung rugi tersebut adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Mengacu data keuangan perseroan yang disampaikan kepada BEI dan dikutip, Rabu (26/7/2023). BEKS malah mengalami kerugian kaumulasi atau defisit pada pos ekuitas yang membengkak jadi Rp2,92 triliun per 30 Juni 2023.

 

Posisi itu memburuk jika dibandingkan dengan saldo rugi atau defisit per akhir tahun 2022 yang masih tercatat senilai Rp2,89 miliar.

 

Hal ini tentunya mempengaruhi kestabilan keuangan perseroan dimana ekuitas menjadi turun ke Rp1,61 triliun dibandingkan akhir tahun 2022 yang senilai Rp1,64 triliun.

 

Adapun untuk pendapatan bunga Bank Banten (BEKS) sepanjang enam bulan pertama tahun 2023 tercatat turun jadi Rp222,41 miliar dibandingkan pada peride yang sama tahun 2022 yang tercatat Rp226,84 miliar.

 

Namun, perseroan mampu menahan beban bunga di angka Rp127,34 miliar atau turn dari sebelumnya Rp170,61 miliar. Sehingga pendapatan bunga bersih naik jadi Rp95,07 miliar dari Rp56,23 miliar.

 

Di Semester ini, BEKS membukukan pendapatan operasional lainnya senilai Rp31,41 miliar atau turun dari periode sama tahun 2022 senilai Rp40,85 miliar.

 

Sehingga jumlah pendapatan operasional Bank banten naik jadi Rp126,48 miliar secara year on year (YoY) dari Rp97,08 miliar.

 

Pada akhirnya, Bank Pembangunan Daerah Banten  (BEKS) membukukan rugi bersih pada Quarter 2 2023 sebesar Rp 24,1 miliar. Membaik bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang mencetak kerugian sebesar Rp 83,2 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp 0,47 per lembar.