EmitenNews.com - Besar juga piutang Perum Bulog. Direktur Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan pemerintah memiliki utang sebesar Rp4,5 triliun kepada perusahaan yang dipimpinnya itu. Ironisnya, Bulog berutang Rp13 triliun kepada sejumlah bank pelat merah. Utang itu terkait dengan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP).


Dalam rapat kerja di Komisi IV DPR RI, Senin (17/1/2022), Dirut Bulog Budi Waseso mengungkapkan adanya data kurang bayar pemerintah kepada Bulog sampai Rp4,5 triliun itu.


Sementara itu, Bulog memiliki utang Rp13 triliun kepada sejumlah bank pelat merah, terkait dengan penugasan negara dalam pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP). Perbankan nasional itu mengenakan bunga hingga 7,5 persen kepada Bulog. Dengan demikian, jumlah utang Bulog akan terus bertambah setiap tahun jika ditambah dengan bunga.


Ketua Komisi IV DPR, Sudin meminta pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan segera melunasi utang ke Bulog. Pasalnya, Bulog membutuhkan dana untuk operasional dan harus membayar utang ke bank.


"Kira-kira dari Rp4,5 triliun itu harus bayar bunga 7,5 persen kan cukup besar. Kenapa pemerintah tidak cepat-cepat bayar, tolong nanti dalam kesimpulan rapat minta ke pemerintah untuk lunasi utang itu," katanya.


Sebelumnya, Buwas menjelaskan utang mencapai Rp13 triliun dipicu karena pengadaan CBP yang mencapai 1,2 juta ton. Menurut pensiunan jenderal polisi bintang tiga itu, cadangan beras tersebut merupakan stok hingga minggu ketiga menjelang akhir 2021 yang diserap dari petani lokal.


Beras CBP satu bentuk penugasan negara harus segera dibayarkan. Apabila tidak, maka Bulog akan merugi dan bunganya akan semakin membengkak. Namun, urai Buwas, beras tersebut baru akan dibayarkan pemerintah ketika sudah tersalurkan kepada masyarakat. Padahal, menurutnya seharusnya pemerintah membayar pengadaan beras tersebut sesegera mungkin. ***