EmitenNews.com -Menutup tahun penuh dinamika, Valbury Asia Futures menyampaikan pandangan optimistis terhadap prospek pasar keuangan global di tahun 2026. Seiring dengan arah kebijakan moneter yang mulai longgar, stabilisasi inflasi global, serta meningkatnya literasi investasi di Indonesia, Valbury melihat 2026 sebagai momentum penting untuk pertumbuhan industri perdagangan berjangka yang lebih matang dan berkelanjutan.

Sepanjang tahun 2025, Valbury mencatat pertumbuhan positif baik dari sisi jumlah pengguna aplikasi maupun volume transaksi. Jumlah nasabah baru Januari- November 2025 meningkat 8,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, dan volume transaksi meningkat 38,06% year on year.

Peningkatan ini didukung oleh inovasi berkelanjutan pada aplikasi Valbury, dilengkapi dengan fiturfitur untuk membantu nasabah agar dapat bertransaksi dengan lebih mudah dan confident seperti Trading Signal, News Sentiment, dan Smart Order. Kepatuhan terhadap hukum menjadi factor penting dalam setiap langkah Valbury. Memperoleh izin OJK, Bank Indonesia dan Bappebti serta sertifikasi ISO/IEC 27001:2022, bukti nyata komitmen Valbury pada kepatuhan, keamanan dan perlindungan data nasabah.

“2025 menjadi tahun di mana kami memperkuat fondasi digital dan kepercayaan nasabah. Inovasi yang kami lakukan bukan sekadar fitur, tetapi bagian dari misi kami untuk membantu nasabah meraih peluang pasar dengan lebih baik,” ujar Nino Limantara, Direktur Utama Valbury.

Selain pengembangan digital, Valbury berkomitmen memberikan edukasi melalui berbagai kanal yang dimiliki serta secara berkelanjutan menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang literasi keuangan, dengan menjangkau guru dan murid ditingkat dasar. Program ini memperkuat komitmen Valbury terhadap peningkatan pemahaman finansial masyarakat sejak dini.

Tahun 2026, diperkirakan logam mulia seperti perak (XAGUSD) dan emas (XAUUSD) akan mencatat kenaikan tambahan signifikan. Sektor energi seperti minyak (CLR) mungkin akan mengalami penurunan, demikian juga AUDUSD dan indeks Nikkei (NIK) diperkirakan turun. Indeks saham utama seperti Nasdaq (NQ), IHSG, dan S&P bisa mencatat pertumbuhan positif di atas 9%, dengan IHSG mencapai rekor tertinggi di sekitar 8.394, menunjukkan performa pasar modal Indonesia yang kuat.

Sebagian besar mata uang utama bergerak terbatas, menandakan dominasi penguatan logam mulia dan indeks saham, serta tekanan di sektor energi dan beberapa mata uang.

Valbury menilai tahun 2026 akan menjadi periode transisi strategis di pasar global. Setelah tiga tahun kebijakan suku bunga tinggi, sejumlah bank sentral utama termasuk Federal Reserve dan Bank of England diproyeksikan mulai menurunkan suku bunga secara bertahap pada paruh kedua 2026.

Langkah ini diharapkan mendorong likuiditas pasar dan membuka peluang pertumbuhanbaru bagi aset-aset, seperti forex, indeks saham, dan komoditas. Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi diperkirakan stabil di kisaran 5,1–5,3% (BPS, Outlook 2026), dengan peningkatan minat masyarakat terhadap investasi digital dan perdagangan aset global. Data OJK menunjukkan bahwa jumlah investor ritel di sektor derivatif dan berjangka terus meningkat, sejalan dengan perluasan akses informasi dan platform online trading.

Research & Education Valbury mengungkapkan, transisi kebijakan global ini akan menciptakan dinamika harga yang menarik, terutama di asset forex dan emas. Trader yang lebih siap dengan strategi serta manajemen risiko akan mendapatkan peluang keuntungan yanglebih besar di tengah volatilitas.

Meski peluang terbuka luas, tantangan di 2026 tidak ringan. Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Asia Timur masih berpotensi menekan pasar komoditas, sementara pergerakan cepat harga mata uang global menuntut kecepatan sistem dan edukasi yang lebih baik bagi nasabah.

Sebagai antisipasi, Valbury berkomitmen untuk meningkatkan standar transparansi, memperkuatkeamanan data pengguna, serta memperluas program edukasi trading melalui ebook, webinar, analisis harian, dan edukasi di berbagai kanal yang dimiliki.

Valbury menyiapkan empat strategi utama untuk menghadapi tahun 2026. Pengembangan fitur trading termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan untuk aktivitas trading yang lebih praktis. Penambahan produk untuk memberikan pilihan diversifikasi asset yang lebih luas. Memperluas jangkauan edukasi melalui kerja sama semua pihak terkait, lembaga serta komunitas dan membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah berbasis insight dan kebutuhan personal.

“Kami ingin menjadikan 2026 sebagai tahun di mana teknologi, edukasi, dan kepercayaan berjalan beriringan. Valbury akan terus menjadi mitra yang membantu trader tumbuh dalam setiap kondisi pasar. Dengan strategi tersebut kami optimis peningkatan nasabah baru sebesar 25%, dan transaksi naik 50%,” ungkap Nino Limantara, Direktur Utama Valbury.