Diversifikasi! Tira Austenite (TIRA) Pede Laba Naik Double Digit

Kiri-Kanan: Direksi PT Tira Austenite Tbk (TIRA) Totok Indratno Direktur Operasional, Selo Winardi Direktur Utama dan Soeseno Adi Direktur Keuangan. FOTO/Rizki EmitenNews
EmitenNews.com -PT Tira Austenite Tbk (TIRA) mencatat laba bersih Rp1,41 miliar (unaudited) di periode tahun 2024 atau meningkat 12,10 persen jika dibandingkan perolehan laba bersih di tahun 2023 (year on year/ yoy) sebesar Rp1,26 miliar.
Selo Winardi, Presiden Direktur TIRA mengatakan kenaikan laba ini sejalan dengan catatan penjualan perseroan yang juga meningkat dari Rp259,87 miliar di tahun 2023 menjadi Rp288,19 miliar atau tumbuh 10,90 persen yoy.
"Salah satu sumbernya (peningkatan laba) dihasilkan dari langkah manajemen melakukan efisiensi terutama dari sisi efisiensi operasional," kata Selo saat paparan publik insidentil di kantornya, Jakarta Timur, Jumat (14/2).
Dengan kinerja yang cukup positif ini, maka laba per saham perseroan menjadi Rp2,39 per lembar dari sebelumnya Rp2,14 per lembar.
Dari sisi aset perusahaan juga terpantau menguat 3,49 persen yoy menjadi Rp358 miliar dari tahun sebelumnya Rp345,92 miliar. Liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp187,71 miliar dan Rp178,07 dari tahun 2023 yang mencatat sebesar Rp178,07 miliar dan Rp167,84 miliar.
Selo optimis bahwa kinerja perusahaan akan tetap tumbuh di tahun 2025 ini meski dihadapkan berbagai tantangan pada bisnisnya. Optimisme ini didasarkan pada upaya perseroan yang telah melakukan langkah diversifikasi bisnis dari semula berfokus pada trading kemudian beralih ke manufacturing.
"Outlook di 2025, saya optimis terlebih kita sudah melakukan diversifikasi bisnis sehingga tidak main produk atau market yang tradisional meski tantangan kita adalah menambah volume penjualan," kata dia.
Untuk tahun 2025 ini, perseroan menganggarkan dana capex (capital expenditure/ belanja modal) antara Rp5 - Rp7 miliar yang berasal dari dana internal. Dari dana tersebut sekitar Rp2,6 miliar akan difokuskan untuk membiayai beberapa proyek di sektor manufaktur yang menjadi lini bisnis baru perseroan.
Terkait arah bisnis perseroan di tahun 2025, Selo menyatakan dari setiap divisi akan difokuskan pada beberapa sasaran utama. Untuk steel division akan diarahkan untuk masuk ke bisnis finished products manufacturing yang berbasis high quality and special steel.
Kemudian, manufacturing division akan difokuskan dalam pengembangan dan pengoperasian ferrous steel casting yang ditujukan untuk pemenuhan pasar domestik dan menggarap potensi ekspor.
Sementara untuk industrial gas division akan difokuskan dalam pengembangan produk dan jaringan pasar dengan memanfaatkan penambahan fasilitas industrial gas yang ada.
"Saya melihat tahun 2025 ini untuk bisnis baja hanya akan tumbuh kecil, maka kita akan mencoba mendorong penguatan pada bisnis lainnya seperti gas yang kita targetkan tumbuh double digit," pungkasnya.
Totok Indratno Direktur Operasional TIRA menyebut, pada akhir 2024 perseroan melakukan transformasi bisnis dari trading bisnis ke manufacturing company, sehingga kita menyuplai bisnis produk atau menjadi produsen, sehingga 2025 kita sudah masuk bisnis produk, adapun market share perseroan saat ini masih di bawah 20 persen sehingga masih sangat besar potensi untuk dikembangkan.
Related News

Melonjak 60,60 Persen, Laba CPIN 2024 Sentuh Rp3,71 Triliun

Modal Negatif, FAST Sodorkan Private Placement Rp80 Miliar

Pendapatan Stagnan, Akumulasi Rugi BUKA 2024 Tembus Rp10,25 Triliun

Bengkak 222 Persen, IPTV 2024 Boncos Rp243,59 Miliar

Anak Usaha Bukit Uluwatu Villa (BUVA), Jual Aset di Labuan Bajo

Beli Saham BRIS, Direktur Ini Investasi dengan Kepemilikan Langsung