EmitenNews.com - Dorong pembiayaan yang hati-hati pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) turun ke 2,16 sampai 2,64 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024. Defisit tahun 2024 akan diwujudkan seiring pendapatan negara yang ditargetkan meningkat di kisaran 11,08 persen sampai 12,38 persen dari PDB.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Minggu (21/5/2023), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, kebijakan APBN 2024 akan tetap ekspansif terarah dan terukur untuk terus mendukung transformasi ekonomi. Untuk itu, defisit diperkirakan atau direncanakan pada kisaran 2,16 hingga 2,64 persen dari PDB untuk mendorong bipembiayaan yang hati-hati, kreatif dan berkesinambungan terus dilakukan.

 

Sri Mulyani menjelaskan defisit tahun 2024 akan diwujudkan seiring pendapatan negara yang ditargetkan meningkat di kisaran 11,08 persen sampai 12,38 persen dari PDB. Belanja negara mencapai 13,97 persen hingga 15,01 persen dari PDB, serta keseimbangan primer yang bergerak menuju positif di kisaran defisit 0,43 persen, hingga surplus 0,00 persen dari PDB.

 

Sementara itu, rasio utang akan tetap terkendali dalam batas yang tetap bijak atau prudent di kisaran 38,07 persen hingga 38,97 persen dari PDB.

 

Menurut Sri Mulyani defisit dan rasio utang akan tetap dikendalikan dalam batas aman sekaligus mendorong keseimbangan primer yang positif.

 

Efektivitas pembiayaan investasi juga akan terus didorong dengan memberdayakan peran BUMN, Sovereign Wealth Funds (SWF), Special Mission Vehicle (SMV) dan Badan Layanan Umum (BLU).

 

Itu dilakukan dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur dan meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

 

Kebijakan belanja 2024 diarahkan untuk menuntaskan proyek prioritas strategis yang mencakup pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), pemenuhan infrastruktur dasar dan konektivitas, serta pelaksanaan pemilu 2024. ***