Dua Saham Melonjak Disorot! Satunya Kabar Bakal Diakuisisi
Screencast logo Bursa Efek Indonesia (BEI).
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan dua saham, yakni PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA), masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) atau aktivitas pasar tidak wajar. Langkah ini diambil setelah muncul indikasi pola transaksi yang tidak lazim pada perdagangan kedua saham tersebut.
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, dalam keterangannya Senin (27/10) menegaskan, “Pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.”
BEI menyebutkan, informasi terakhir terkait kedua emiten berasal dari laporan publikasi pada 24 dan 27 Oktober 2025, masing-masing terkait pencatatan saham BRRC dan penyampaian laporan keuangan interim tidak diaudit oleh STAA.
Saham BRRC tercatat mengalami reli tajam dalam beberapa bulan terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga saham melonjak 77,65% ke level Rp151. Dalam sebulan, BRRC sudah naik 106,85% dari Rp73 (28 September 2025), dan dalam tiga bulan terakhir meroket 169,64% dari Rp56 (28 Juli 2025).
Meski demikian, sejak IPO pada 9 Januari 2025 di harga Rp210, saham BRRC masih terkoreksi 24,29% secara year to date (YTD).
BRRC sebelumnya juga sempat masuk daftar UMA dan disuspensi beberapa kali pada awal tahun, yakni 16, 20, 30–31 Januari 2025, yang menunjukkan saham ini berulang kali mendapat perhatian otoritas bursa.
Namun setelah pengumuman UMA terbaru, saham BRRC langsung terkoreksi 14,57% ke Rp129 pada perdagangan Selasa (28/10).
Peningkatan harga BRRC sebelumnya sempat dipicu oleh kabar kerja sama strategis dengan PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B Advisory) sebagai Lead Advisor dalam rencana aksi korporasi yang belum dijabarkan secara rinci.
“Perseroan menunjuk PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B Advisory) sebagai Lead Advisor,” ujar Corporate Secretary BRRC Nurjihan Khairunisa, Jumat (24/10/2025).
Triple B diketahui dimiliki oleh Noprian Fadli, yang juga tengah menjajaki rencana akuisisi 45% saham PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA).
Sementara itu, saham STAA mengalami pergerakan berlawanan. Dalam sepekan terakhir, sahamnya terkoreksi 17,56% ke Rp1.455, namun masih naik 31,67% secara bulanan, 65,73% dalam tiga bulan, dan 77,44% secara tahunan dibanding Rp820 di awal 2025.
Pasca-pengumuman UMA, saham STAA justru naik tipis 1,72% ke Rp1.480.
BEI mengimbau investor agar mencermati kembali keterbukaan informasi dan kinerja fundamental kedua emiten, serta mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan investasi, khususnya terhadap saham dengan volatilitas tinggi dan rencana aksi korporasi yang belum mendapat persetujuan RUPS.
Related News
IHSG Turun 0,35 Persen di Sesi I, UNVR, AMMN, ASII Top Losers LQ45
Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi
Wall Street Perkasa, IHSG Cenderung Koreksi
Tertekan! IHSG Uji Level Psikologis 8.000
IHSG Rebound, Angkut Saham GOTO, HRUM, dan ASSA
Indosat–Twimbit Report: Kedaulatan AI Jadi Kunci Indonesia Emas 2045





