EmitenNews.com - Konsistensi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC) dalam mendukung penanggulangan terorisme di Indonesia mendapat apresiasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.

Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (29/3/2024), Kepala BNPT Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi konsistensi UNODC dalam memberikan dukungan kepada Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi ekstremisme kekerasan dan terorisme di Indonesia.

Segala bentuk dukungan dari UNODC, mulai dari berbagi pengetahuan hingga membangun strategi yang efektif, sangat berperan penting dalam melawan terorisme.

"Kolaborasi dan dukungan dari UNODC mulai dari berbagi pengetahuan, sumber daya, keahlian, dan strategi yang efektif, telah berperan penting dalam misi kita bersama untuk mencegah dan melawan terorisme," ucap Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam courtesy meeting dengan perwakilan UNODC di Sentul, Bogor, Rabu (27/3/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Regional Representative for Southeast Asia and the Pacific UNODC Masood Karimipour mengatakan pihaknya merasa terhormat karena terlibat dalam penanggulangan terorisme di Indonesia dan berkolaborasi dengan BNPT.

"UNODC merasa terhormat karena menjadi bagian dari penanggulangan terorisme di Indonesia bersama BNPT RI yang dikepalai Pak Rycko. Pak Rycko memiliki visi menciptakan Indonesia yang lebih aman dan damai," ucap Masood.

UNODC menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan BNPT, terutama dalam menjalankan salah satu program prioritas tahun ini, yakni pemberdayaan perempuan, anak, dan remaja.

"Kami siap untuk mendukung penguatan generasi muda, dan perempuan serta turut membangun ketahanan publik," tuturnya.

Informasi yang ada menyebutkan, BNPT RI dan UNODC telah berkolaborasi dalam banyak program. Di antaranya, proyek STRIVE Juvenile yang berfokus pada penguatan kapasitas praktisi dalam rehabilitasi dan reintegrasi untuk anak.

Kolaborasi lainnya yang telah dilakukan kedua pihak, yakni dukungan implementasi rencana aksi nasional pencegahan dan penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme (RAN PE). Juga penyelenggaraan latihan untuk memperkuat kemampuan respons cepat terhadap terorisme senjata kimia. ***