EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,03 persen menjadi 7.943. Sentimen positif dari keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan BI Rate 25 basis points (bps) menjadi 5 persen. Keputusan BI tersebut sungguh di luar ekspektasi konsensus. 

Saham sektor properti membukukan penguatan terbesar, didorong ekspektasi peningkatan penjualan seiring perosotan suku bunga acuan. Tren penurunan suku bunga diharap mendongkrak daya beli masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pemangkasan suku bunga acuan itu, merupakan penurunan kali ke-empat tahun ini, dan menjadi level terendah sejak Oktober 2022. Keputusan penurunan BI Rate itu, sejalan proyeksi inflasi masih dalam kisaran target BI, pergerakan rupiah cenderung stabil, pertumbuhan kredit lesu, dan salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan kredit pada Juli 2025 tercatat 7,03 persen melambat dari edisi Juni 2025 di level 7,77 persen, dan merupakan level terendah sejak Maret 2022. Perlambatan itu, mencerminkan daya beli lemah, kelas menengah turun, dan bank ekstra selektif dalam mengucurkan kredit. 

Secara teknikal, meski indikator Stochastic RSI masih mengindikasikan koreksi berlanjut dalam jangka menengah, namun histogram MACD masih positif, dan disinyalir kembali terjadi akumulasi. Sehingga diperkirakan indeks berpotensi melanjutkan penguatan menguji level 7.970-8.000. 

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Perusahaan Gas negara alias PGN (PGAS), Barito Pacific (BRPT), Sentul City (BKSL), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), dan Merdeka Battery (MBMA). (*)