EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menukik 1,28 persen menjadi 7.766. Sebelumnya, indeks cenderung bergerak di teritori positif, namun seiring reshuffle sejumlah menteri, termasuk Menteri Keuangan, membuat indeks berbalik melemah terutama tekanan jual saham perbankan. 

Reaksi pasar akibat kekhawatiran terjadi ketidakpastian, dan perubahan kebijakan ekonomi. Investor akan mencermati kebijakan pejabat baru, apakah sesuai dengan harapan pasar dan berdampak positif terhadap ekonomi. Secara teknikal, beberapa indikator mengindikasikan pelemahan berlanjut. 

Indeks juga turun di bawah level MA20 sekitar 7.842. Sehingga dalam jangka pendek indeks diperkirakan berpotensi melanjutkan koreksi, dan menguji level support 7.630-7.650. Namun, koreksi akibat reshuffle hanya kepanikan sesaat. Investor akan mencermati perkembangan, dan kebijakan menteri baru. 

Cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2025 turun menjadi USD150,7 miliar dari periode Juli 2025 di level USD152 miliar. Meski turun pada level terendah sembilan bulan terakhir, namun masih pada level yang solid karena masih mampu membiayai 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor, dan pembayaran utang. 

Penurunan cadangan devisa itu, tersebab pembayaran utang luar negeri, dan upaya stabilisasi rupiah oleh BI di tengah fluktuasi pasar uang global. Sementara itu, penjualan sepeda motor tumbuh 0,7 persen pada Agustus 2025, membaik dari Juli 2025 turun 2 persen YoY. 

Kenaikan secara tahunan itu, merupakan kali pertama dalam empat bulan terakhir, seiring penyesuaian BI Rate. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, HM Sampoerna (HMSP), Astra (ASII), Gudang Garam (GGRM), Bumi Serpong (BSDE), dan Sido Muncul (SIDO). (*)