Ekonomi Membaik, Bandara Raden Inten Lampung Targetkan 1 Juta Penumpang Tahun 2024

Bandar Udara Radin Inten II Lampung. dok. Lampung Post.
EmitenNews.com - Memasuki tahun baru 2024, Pengelola Bandar Udara Radin Inten II Lampung menargetkan pergerakan penumpang pesawat mencapai satu juta orang. Itu berarti ada kenaikan dari realisasi tahun 2023 sebanyak 920.295 orang. Meningkatnya mobilitas masyarakat, dan adanya perbaikan kondisi perekonomian diharapkan mendukung pencapaian target itu.
"Selama 2023 pergerakan penumpang pesawat di Lampung ini cukup banyak, yakni naik 33 persen dibanding 2022. Atau, ada sebanyak 920.295 orang penumpang di 2023," ujar EGM Bandara Radin Inten II Lampung, Untung Basuki, di Bandarlampung, Lampung, Kamis (11/1/2024).
Kenaikan target jumlah penumpang pada 2024 ini, dikarenakan adanya perbaikan kondisi ekonomi, yang meningkatkan mobilitas masyarakat.
"Untuk 2024 seiring dengan bertambahnya mobilitas masyarakat, diperkirakan akan ada kenaikan pergerakan penumpang sebanyak 10 persen. Secara detail memang belum dihitung, tapi target bisa mencapai satu juta pergerakan penumpang," katanya.
Sebelum pandemi COVID-19, pergerakan penumpang di Bandar Udara Radin Inten II Lampung bisa mencapai 5.000 orang per hari.
"Sekarang baru 3.000 pergerakan atau masih masa pemulihan sebesar 50 persen. Jadi masih ada peluang kembali ke 5.000 pergerakan penumpang per hari," tambahnya.
Untuk mencapai target pergerakan penumpang tersebut, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan serta fasilitas yang ada di bandar udara.
"Dengan semakin membaiknya ekosistem pariwisata di Lampung juga akan meningkatkan juga sektor-sektor lainnya, salah satu sektor penerbangan dan apalagi sudah ada dua rute penerbangan tambahan," ujar Untung Basuki. ***
Related News

Kenaikan Harga Beras dan Minyak Goreng Angkat IHPB Juli 2025

Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Turun Tipis

Efek Tahun Ajaran Baru; Biaya Pendidikan Dongkrak Inflasi Juli

Ekspor Industri Aneka, Termasuk Perhiasan, Naik Hingga 152,5 Persen

Bagi Indonesia, Merek AS Dibuat di Luar AS, Tak Layak Dapat Tarif 0

Menkeu-Danantara Sepakati Penerbitan Obligasi Untuk 33 Proyek