EmitenNews.com - PT Mirae Asset Sekuritas meyakini sepanjang tahun ini aksi korporasi akan lebih semarak. Baik itu berbentuk initial public offering (IPO) dan aksi korporasi lain. Itu terjadi menyusul pemulihan ekonomi nasional makin kentara.


Tahun lalu, Mirae Asset Sekuritas menjelma sebagai sekuritas nomor wahid dalam membidani perusahaan melakukan IPO. Kala itu, Mirae Asset Sekuritas sukses menangani delapan IPO, dan satu right issue. ”Kami rasa tahun ini aksi korporasi lebih atraktif,” tutur CEO Mirae Asset Sekuritas Tae Yong Shim, pada acara Media Day, di Jakarta, Kamis (21/4).


Dengan ekspektasi pemulihan ekonomi, dan penanganan Covid-19 terukur, tentu akan banyak perusahaan berinisiatif, dan terdorong masuk pasar modal untuk menyerap dana publik. ”Kami akan selalu ada baik untuk perusahaan maupun para investor,” imbuhnya.


Sekadar informasi, Mirae Asset Sekuritas, perusahaan efek anak usaha Mirae Asset Securities Co. Ltd, tergabung dalam salah satu kelompok usaha jasa keuangan non-bank terbesar di Korea Selatan yaitu Mirae Asset Financial Group. Grup usaha itu memiliki dana kelolaan sekitar USD550 miliar setara Rp8.000 triliun akhir tahun lalu.


Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebelumnya bernama PT Daewoo Securities Indonesia sejak 2013. Setelah beberapa kali pergantian pemilik dan nama pada 2016, Mirae Asset Securities Co. Ltd., salah satu perusahaan efek terbesar Korea Selatan, menjadi pemegang saham Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan mengubah namanya hingga menjadi seperti sekarang.


Per akhir Maret 2022, nilai transaksi Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rp171 triliun sejak awal tahun alias year to date (ytd), terbesar di antara seluruh anggota bursa di Bursa Efek Indonesia. Setelah Mirae Asset Sekuritas, perusahaan efek di posisi kedua dan ketiga membukukan nilai transaksi masing-masing Rp127 triliun, dan Rp94 triliun.


Pada 2021, nilai transaksi Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencapai Rp697 triliun, naik 70 persen persen dibanding capaian tahun sebelumnya Rp410 triliun. Itu kemudian diiringi kenaikan pangsa pasar terhadap transaksi saham di bursa menjadi 10,51 persen dari tahun sebelumnya 9,19 persen. (*)