EmitenNews.com -PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) yang merupakan perusahaan pemasok dan distributor bahan kimia hingga bahan baku ini telah resmi listing perdana di Bursa Efek Indonesia pada 8 Agustus 2022. Usai masuk bursa, KKES langsung menebar dividen tunai senilai Rp 1,5 miliar atau 22,78% dari laba bersih tahun buku 2022.

 

KKES optimistis terhadap pertumbuhan penjualan sebesar 19% dan laba bersih mencapai 60% sepanjang tahun ini. Target tersebut optimistis tercapai didukung berbagai strategi perseroan.

 

Terkait proyeksi pertumbuhan kinerja tahun ini, Presiden Direktur KKES Kiki Rusmin Sadrach sebelumnya menuturkan, Kusuma Kemindo menargetkan ekspansi dua kantor cabang ke Kota Denpasar dan Medan. Perseroan terus melakukan peremajaan armada ( fleet ) distribusi secara bertahap untuk meningkatkan efisiensi, seperti truk di cabang-cabang.

 

"Perseroan menyiapkan capex tahun ini untuk mendukung bisnis perusahaan, seperti penambahan dan peremajaan armada. Sehingga dengan demikian, kami berharap kinerja perseroan tahun ini juga akan meningkat dibanding sebelumnya," kata Kiki dalam keterangan.

 

Dia menjelaskan, sejumlah ekspansi dan strategi tersebut diharapkan berimbas terhadap kenaikan penjualan tahun ini sebesar 19% dan laba bersih tumbuh 60%. "Pertumbuhan tersebut juga akan dikejar dengan menambah produk yang memiliki margin lebih baik, seperti Eberle Specialty untuk industri penyamakan," tegasnya.

 

Hingga Juni 2023, Kusuma Kemindo mencatat penjualan neto Rp 113,53 miliar atau bertumbuh dari realisasi periode sama tahun lalu Rp 111,91 miliar. Namun peningkatan beban pokok penjualan menjadi Rp 94,44 miliar, dari posisi sama tahun lalu Rp 88,11 miliar, berimbas terhadap penurunan laba kotor 19% dari Rp 23,79 miliar menjadi Rp 19,08 miliar.

 

Perseroan juga mencetak penjualan aset tetap Rp 156,76 juta, dibandingkan semester I-2022 dengan posisi kosong. Pendapatan bunga turun menjadi Rp 1,97 juta dari Rp 60,58 juta. Lain-lain bersih Rp 289 ribu, turun dari Rp 546,29 ribu. Pendapatan lain-lain bersih Rp 2,22 miliar, dibandingkan edisi sama tahun lalu dengan kerugian Rp 2,5 miliar.