EmitenNews.com - PT Pelayaran Haya Hidup Baru Tbk akan resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 6 November 2025, dengan kode saham PJBH. Emiten pelayaran tersebut menjadi perusahaan tercatat ke-24 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan, perseroan menawarkan sebanyak 480 juta saham baru atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Saham baru tersebut memiliki nilai nominal Rp50 per saham dan dijual kepada publik dengan harga penawaran Rp330 per saham. Harga tersebut berada di batas atas dari kisaran harga yang ditawarkan sebelumnya, yakni Rp310–Rp330 per saham.

Dengan demikian, total dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham ini mencapai Rp158,4 miliar.

Bersamaan dengan IPO, PJBH juga menerbitkan 240 juta Waran Seri I atau sekitar 16,67% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada investor yang memperoleh saham IPO dan tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan.

Setiap pemegang dua saham baru akan memperoleh satu Waran Seri I, yang memberikan hak untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp330 per saham. Waran dapat dieksekusi setelah 6 bulan sejak diterbitkan, yakni mulai 5 Mei 2026 hingga 5 November 2026. Bila seluruh waran dilaksanakan, perseroan berpotensi meraih tambahan dana hingga Rp79,2 miliar.

Dalam aksi korporasi ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap sisa saham yang tidak terserap pasar.

Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya untuk belanja modal (capital expenditure), terutama dalam rangka pembangunan tiga unit kapal baru jenis Landing Craft Tank (LCT) guna memperkuat armada dan kapasitas operasional perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan per April 2025, PT Pelayaran Haya Hidup Baru Tbk. (PJBH) mencatat lonjakan laba bersih komprehensif yang sangat signifikan hingga 1.113,82% menjadi Rp91,99 miliar per 30 April 2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,58 miliar.

Dari sisi pendapatan, PJBH membukukan Rp18,05 miliar per April 2025, sedikit turun 1,8% dibandingkan Rp18,38 miliar pada April 2024. Beban pokok pendapatan juga turun 5,11% menjadi Rp9,72 miliar, sehingga menghasilkan laba kotor Rp8,33 miliar, naik 2,37% secara tahunan.

Meski demikian, laba usaha turun 15,01% menjadi Rp5,84 miliar, dan laba sebelum pajak menyusut 22,11% menjadi Rp6,11 miliar.