EmitenNews.com - Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT) menyampaikan ketertarikan empat perusahaan di negara itu dalam pembangunan dan pengoperasian bandar udara di Indonesia. Salah satu yang diminati adalah Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sepinggan, Balikpapan.


Hal tersebut disampaikan pada acara Air Transportation Working Group (ATWG) yang digelar pada 18-20 Januari 2024 di Bandung. ATWG merupakan salah satu agenda dalam pertemuan Vice-Ministerial Level Meeting antara Indonesia dengan Jepang di bidang transportasi yang ke-11.


Hadir mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara adalah Direktur Bandar Udara Lukman F. Laisa, dan Direktur Angkutan Udara Putu Eka Cahyadhi. Sementara itu, mewakili MLIT Jepang adalah Director of International Airport Office - Civil Aviation Bureau Nukushina Seiji dan hadir memberikan closing remarks secara daring Assistant Vice-Minister for International Aviation, Minister’s Secretariat/Japan Civil Aviation Bureau Yamakhosi Toshihiro.


Direktur Bandar Udara, Lukman F. Laisa, menyampaikan bahwa Jepang memperkenalkan empat perusahaannya yaitu Japan Airport Terminal Co., Ltd, JALUX Inc., Taisei dan SECOM. Co. Ltd. Keempat perusahaan itu disebutnya berpengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian bandar udara utama di Jepang seperti Haneda Airport dan Narita Airport, serta beberapa bandar udara di luar Jepang seperti Beijing International Airport di China dan New Ulaanbaater Airport di Mongolia.


"Jadi, empat perusahaan tersebut menyampaikan ketertarikan dan keinginan untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan bandar udara di Indonesia, khususnya di Balikpapan guna meningkatkan fungsi Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sepinggan sebagai pintu masuk Ibukota Kota Nusantara," jelas Lukman dalam keterangan yang diperoleh pada Senin (22/1/2024).


Ia menambahkan, dengan pengalaman Jepang yang luas, teknologi dan keahlian dalam pengembangan dan pengoperasian bandar udara di Jepang dan luar negeri diharapkan dapat membantu mengembangkan industri penerbangan di Indonesia.


Selain itu, turut dibahas adalah proposal Indonesia untuk meningkatkan rute ke Jepang, kemudian penjelasan terkait Indonesia State Safety Program, dan juga paparan perkembangan penggunaan bahan bakar alternatif untuk penerbangan Sustainable Aviation Fuel (BioAvtur) di Indonesia.


"Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai ajang diskusi dan saling bertukar pengalaman antar kedua negara, harapannya selain dapat mengembangkan dunia penerbangan di kedua negara, juga dapat meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Jepang," pungkas Lukman.(*)