EmitenNews.com—Upaya sejumlah BUMN di ujung tahun 2022 untuk mempertebal permodalan melalui penawaran umum saham secara terbatas atau right issue berhasil menyerap minat investor secara maksimal.

 

Hal itu terlihat dari hasil rights issue terbaru dua BUMN yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG.

 

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa aksi korporasi dalam bentuk Rights Issue dimaksudkan untuk menjaga permodalan BUMN agar tidak bergantung terlalu besar pada utang. Strategi ini penting untuk mendorong potensi perluasan bisnis BUMN ke depan.

 

"Jangan dibilang utang lagi, yang namanya aksi korporasi kan macam-macam, apakah menambah modal dari peran pemerintah, penambahan modal dari aksi korporasi pasar, kemitraan strategis, dan lain-lain," ujar Erick dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).

 

Bauran pengelolaan keuangan BUMN itu telah membawa perusahaan negara tersebut semakin sehat secara keseluruhan. Secara umum, Erick menurunkan beban utang BUMN dari 38% menjadi 34%, sehingga rata-rata BUMN kini memiliki postur keuangan 60% dari modal, dan sisanya dari utang. Padahal biasanya, perusahaan lain dikelola dengan kompsisi 70% utang dan 30% modal.

 

"Kita sudah membuktikan bagaimana profitabilitas BUMN dari Rp 124,7 triliun tahun lalu menjadi naik Rp 155 triliun padahal baru 9 bulan pertama tahun 2022. Kontribusi kita melalui dividen juga naik pada saat Covid-19, lebih tinggi Rp 68 triliun, menjadi Rp 1.198 triliun dibanding 3 tahun sebelumnya Rp 1.130 triliun," ujarnya.

 

Erick menegaskan, pihaknya tidak sembarangan memberikan lampu hijau bagi BUMN yang ingin melakukan rights issue. Erick mengatakan penambahan modal ditujukan bagi BUMN dengan industri yang memiliki prospek dan potensi baik ke depan.

 

"Untuk memperluas bisnis, berarti permodalan harus kuat, dan bisnis serta masa depan harus bagus. Jangan hanya tambah-tambah modal, tetapi sunset industry . Perkuat modal karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan bukan hanya membuat proyek," ujar Erick.

 

Sebelumnya dikabarkan, pada 26 Desember 2022, rights issue BSI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 1,4 kali. Hal ini menunjukan bahwa investor baik dari dalam dan luar negeri semakin percaya terhadap kinerja bank bersandi saham BRIS tersebut.