EmitenNews.com - Implementasi praktik Environment, Social and Governance (ESG) Pertamina Geothermal Energy (PGEO) terbukti memberi manfaat nyata. Perseroan mengantongi skor 8,4 dengan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics pada Selasa (14/11). Kategori itut, mengindikasikan perseroan berhasil mengeliminasi risiko ESG sepenuhnya. 


Capaian luar biasa itu, menjadikan perseroan sebagai perusahaan utilitas menduduki peringkat tertinggi dalam skor ESG di Indonesia, dan ketiga tingkat global. Penilaian ESG Sustainalytics itu, menjadi penilaian ESG perdana bagi perseroan setelah menjadi perusahaan publik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan (environment), sosial (social), tata kelola (governance), dan tata kelola perusahaan (corporate governance). 


Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi, mengaku sangat bangga atas penghargaan dari lembaga global tersebut. Namun, dia mengingatkan raihan positif itu, menjadi tanggung jawab harus terus dijaga, dan ditingkatkan. ”Peringkat itu, merefleksikan keunggulan dalam penerapan praktik ESG. Penghargaan itu, menunjukkan perseroan telah mengintegrasikan keberlanjutan dalam operasi bisnis,” tutur Julfi.


Sebagai informasi, Sustainalytics merupakan lembaga ESG rating global melakukan penilaian atas eksposur risiko ESG dari perusahaan melakukan kegiatan operasi, dan bisnis dalam industri tertentu. Dalam mengukur, dan penilaian ESG rating, Sustainalytics mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG material pada industri spesifik, dan seberapa baik perusahaan mengelola risiko tersebut. 


Julfi menjelaskan keseriusan PGE dalam aspek ESG salah satunya sudah diimplementasikan di area Lahendong, Sulawesi Utara. Pada area ini, kata dia, PGE membangun Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso. Program ini telah mengedukasi lebih dari 1.400 warga setempat melalui program Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan Energi Terbarukan, dan Bank Sampah Setor Jo. 


"Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso juga telah memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan, dan meningkatkan perekonomian daerah," katanya. 


Praktik ESG lainnya juga sudah diterapkan melalui program Kamojang Green Living Ecosystem (KANG ELIE) di area Kamojang, Jawa Barat. Program ini, kata Julfi, merupakan inovasi ekosistem pemberdayaan masyarakat berwawasan lingkungan dengan tiga value utama yaitu green lifestyle, sustainability, dan resilience. ”KANG ELIE telah berhasil meraih penghargaan Gold Champion kategori Economy Element dalam ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Awards (BISRA) 2023," ucapnya. 


Seluruh program ESG telah dijalankan tersebut, kata Julfi, menjadi dedikasi dari PGE untuk memajukan agenda keberlanjutan, dengan inisiatif sedang berjalan, dan akan datang. ”Seluruh program bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja ESG, memberi nilai manfaat bagi lingkungan, dan masyarakat sekitar," tegasnya. (*)