EmitenNews.com -Kinerja keuangan tiga emiten yang berbasis di sektor kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan diuntungkan oleh naiknya harga akibat musim kemarau berkepanjangan sebagai akibat fenomena cuaca kering yaitu El Nino.

 

Adapun tiga emiten yang diperkirakan akan diuntungkan dengan kondisi ini yaitu PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan rekomendasi trading buy. Kemudian PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan rekomendasi hold dan PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS)

 

Rizkia Darmawan, Research Analyst Mirae Asset, mengatakan El Nino diprediksi akan menekan kinerja operasional perkebunan sawit. Namun di sisi lain terhambatnya produksi akan membuat harga CPO dunia berpotensi terangkat karena penurunan produksi tersebut.

 

"Fenomena El Nino memengaruhi permintaan minyak nabati dunia, salah satunya CPO karena produksinya atau suplainya turun di tingkat global dan kemudian mendongkrak harga komoditas tersebut di pasaran," ujar Darma dalam keterangannya, Selasa (12/9).

 

Dijelaskan bahwa harga CPO sudah naik menjadi di kisaran RM3.800/ton sejak Juni hingga beberapa hari terakhir. Sejak awal tahun, rerata harga CPO berada pada kisaran RM3.900/ton dan sudah turun sekitar 12%, sempat turun hinga kisaran RM3.300/ton di Juni tetapi kembali naik hingga awal bulan ini.

 

Faktor lain, lanjutnya, adalah masih lebih rendahnya harga CPO dibanding harga minyak nabati lainnya seperti minyak rapa (rapeseed), minyak kacang kedelai, dan minyak biji matahari sehingga ada kemungkinan permintaan atas CPO juga akan meningkat. Sebagian besar emiten CPO, lanjutnya, akan menerima dampak positif dari kenaikan harga komoditas yang masuk ke dalam kategori bahan makanan (soft commodity) itu.

 

Dampak El Nino diprediksi masih akan terjadi dan diprediksi akan membuat harga CPO naik lagi hingga akhir tahun. Tetapi sangat kecil kemungkinan akan kembali ke atas level RM4.600/ton (sekitar USD1.000/ton) seperti pada rentang 2021-2022.

 

"Meskipun demikian, ada beberapa risiko terhadap prediksi kenaikan harga komoditas CPO yaitu besaran produksi yang akan terganggu karena efek cuaca El Nino serta faktor kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan harga minyak goreng domestik di tengah kenaikan harga CPO global," pungkasnya.