Fitch Menetapkan Peringkat 'A-(idn)' Program Sukuk Pertama Bali Tower (BALI)
Ekspansi yang Bergantung pada Hutang: Fitch memperkirakan perolehan arus kas bebas akan tetap negatif dalam 24 bulan ke depan karena ekspansi MCP, jaringan fiber dan bisnis yang tidak terkait dengan menara. Kami yakin Bali Tower akan tetap bergantung pada utang untuk membiayai belanja modal tahunannya di atas Rp300 miliar pada tahun 2022 (2021: Rp513 miliar) dan Rp1,6 triliun pada tahun 2023, yang mencakup investasi pada ventura baru. Bali Tower memiliki akses pendanaan ke bank domestik, dan pasar obligasi dan modal. Kami yakin ini dapat mengendalikan belanja modal untuk segmen menara dan FTTX, meskipun hal ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhannya dalam jangka menengah.
Penyangga Leverage dari Bisnis Menara: Kami yakin EBITDA Bali Tower yang stabil dari bisnis menara akan membantu menahan peningkatan leverage yang berkepanjangan. Kami memperkirakan utang bersih/EBITDA sekitar 3,5x, kecuali sedikit memuncak pada tahun 2023 menjadi di atas 5x (2021: 3,2x) karena meningkatnya belanja modal karena Bali Tower memulai usaha bisnis baru. Kami memperkirakan Bali Tower akan mempertahankan cakupan yang memadai, dengan EBITDA/bunga di atas 2x selama 2022-2023.
Related News
Tumbuh Tipis, Unilever (UNVR) Kuartal I-2024 Cetak Laba Rp1,44 Triliun
Ikuti Erick Thohir, PTPP Tambah Direktur Manajemen Risiko
Meroket 236 Persen, Kuartal I-2024 Mark (MARK) Raup Laba Rp72 Miliar
RUPS Citra Borneo Utama (CBUT) Restui Tebar Dividen Rp28,84 Miliar
SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton
Chitose (CINT) Sepakat Bagikan Dividen Rp5 Per Lembar, Ini Jadwalnya