EmitenNews.com—PT Caraka Reksa Optima (CRO) memperkuat secara signifikan pengendaliannya di PT Petrosea Tbk (PTRO). Meraup 201,69 juta saham, Caraka kini menguasai 89,80 persen saham Perseroan dari sebelumnya 69,80 persen.


Perubahan mencolok kepemilikan tersebut diketahui dari Data Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ) yang dirilis Kamis (29/9).


Menurut data perdagangan, sehari sebelum transaksi dilakukan (28/9), saham PTRO ditutup pada harga Rp2.970 dan pada 29 September harga ditutup pada Rp2.900. Pada penutupan September, harga di titik Rp2.730.


Caraka Reksa Optima tercatat mengakuisisi kepemilikan Indika Energy (INDY) di PTRO pada Februari lalu dengan nilai pembelian Rp2,1 triliun.


Dengan adanya pengendali baru ini, Petrosea Tbk (PTRO) akan fokus pada strategi diversifikasi usaha ke sektor mineral lainnya melalui penyediaan jasa pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC) berkelanjutan.

 

Dalam jangka panjang, perseroan akan melakukan repositioning dari kontraktor tambang menjadi mine owner (pemilik tambang) "Kami akan repositioning dari kontraktor tambang menjadi mine owner, demi memperkuat kinerja perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di masa mendatang," tulis Head of Corporate Secretary, Investor Relations And Corporate Communications Petrosea Anto Broto dalam keterangan resminya, Jumat (30/9).

 

Anto menjelaskan, berbagai inisiatif strategis yang terus dilaksanakan Petrosea selama ini terbukti telah mendukung perusahaan dalam mencatatkan kinerja yang solid secara berkesinambungan. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020, Petrosea tetap berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi sebesar Rp3,15 triliun pada April 2022.

 

"Ekspansi bisnis yang dilakukan Petrosea terus memperkuat optimisme perusahaan untuk berkembang menjadi sustainable resource company yang mendukung pengembangan sektor pertambangan di Indonesia," sebut dia.

 

Salah satu bentuk ekspansi usaha di sektor batu bara yaitu penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada September 2022 dengan nilai Rp 2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun.

 

Sedangkan di sektor emas, salah satu realisasi diversifikasi Petrosea adalah perolehan kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management di tambang emas yang dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) pada Juli 2022. Nilai kontrak proyek ini sebesar Rp 3,6 triliun selama lima tahun, termasuk pembangunan infrastruktur.