EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Selasa (8/2) ditutup variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah di tengah aksi jual investor di pasar surat utang Pemerintah.


Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, menduga penurunan indeks saham Asia ini karena investor mengkalibrasi ulang berbagai risiko dari pengetatan kebijakan moneter global.


"Fokus perhatian investor tertuju pada rilis data inflasi (CPI) AS pada hari Kamis nanti yang di ramalkan akan memperlihatkan laju inflasi yang masih tinggi bulan lalu, setelah di bulan Desember mencapai tingkat tertinggi dalam 4 dekade," jelasnya.


Lonjakan inflasi telah memaksa bank sentral di seluruh dunia mengakhiri kebijakan moneter super longgar yang mulai di berlakukan 2 tahun lalu. Tujuannya untuk membatasi dampak ekonomi dari pandemik virus Covid-19.


Meskipun beberapa bank sentral di dunia sudah mulai menaikkan suku bunga acuan, bank sentral AS (Federal Reserve) diprediksi untuk
pertama kali akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Maret.


Karena Federal Reserve belum mengumumkan jadwal kenaikan suku bunga yang definitif, maka beredar spekulasi mengenai frekuensi kenaikan suku bunga di tahun ini (dengan prediksi mulai dari tiga kali hingga tujuh kali) dan besaran dari tiap kenaikan suku bunga.


"Akibatnya,volatilitas di pasar keuangan akan semakin tinggi menjelang dimulainya siklus pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Fed," imbuh Dustin.


Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Australia dan Selandia Baru merangkak naik di tengah aksi jual yang dipicu oleh prospek kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi.


Yield surat utang Pemerintah Australia bertenor 10 tahun lompat 13 bps menjadi 2.13%, tertinggi sejak Maret 2020 sementara yield surat utang Pemerintah Selandia Baru bertenor 10 tahun mencapai tingkat tertinggi sejak 2018.


Yield surat utang Pemerintah Jepang sudah mendekati 0.25%, batas atas dari kisaran yang di toleransi oleh bank sentral Jepang (BOJ) sehingga di yakini akan memaksa BOJ melakukan intervensi pasar.


Statistik
IHSG: 6,789.522 | -15.415 poin |(-0.23%)
Volume (Shares) : 29.961 Billion
Total Value (IDR) : 14.785 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,593.582 Trillion
Foreign Net Buy (RG): IDR 1.29 Trillion
Saham naik : 261
Saham turun : 268


Sektor Penekanan Terbesar
Kesehatan : -35.55 poin
Transportasi & Logistik : -19.86 poin
Barang Baku : -15.56 poin


Top Gainers:
PTSP : 6,300 | +425 | +7.23%
MCAS : 11,750| +375 | +3.30%
HRUM : 10,475| +325 | +3.20%
SHID : 2,450 | +320 | +15.02%
SUPR : 16,300| +300 | +1.88%


Top Losers:
BYAN : 36,975| -1125| -2.95%
BEBS : 6,825 | -425 | -5.86%
UNTR : 22,175| -425 | -1.88%
LPGI : 7,100 | -400 | -5.33%
TECH : 4,420 | -330 | -6.95%.(fj)