EmitenNews.com - PT Pratama Abadi Nusa Industri (PANI) bakal mencaplok 51 persen saham Bangun Kosambi Sukses (BKS) senilai Rp6,49 triliun. Caranya, produsen kaleng Agung Sedayu Group itu, mengambilalih 104.082 saham baru terbitan BKS dengan nominal Rp500 ribu per lembar.


Selanjutnya, dengan modal gendut tersebut, BKS mengakuisisi 51 persen atau 104.082 saham Mega Andalan Sukses (MAS) bernominal Rp500 ribu per lembar senilai Rp4,69 triliun. Lalu, BKS mencaplok 51 persen atau 104.082 saham baru Cahaya Gemilang Indah Cemerlang (CGIC) dalam MAS senilai Rp1,79 triliun.


Transaksi afiliasi itu, melebihi nilai ekuitas Pratama Abadi per 8 Februari 2022 hanya Rp41,89 miliar. Bermodal ekuitas seuprit itu, sumber dana akuisisi akan diperoleh melalui right issue maksimal 13,12 miliar saham baru bernominal Rp100 per saham.


Transaksi itu, dilatari keinginan Pratama Abadi untuk bertumbuh dengan memaksimalkan pendapatan anorganik. Perseroan perlu menambah investasi, dan pengembangan bisnis bidang real estate. Maklum, pasar properti Indonesia meningkat signifikan akibat pertumbuhan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, dan lonjakan daya beli masyarakat.


Di samping itu, momentum kebangkitan properti didorong melalui berbagai insentif, dan stimulus pemerintah. Pratama Abadi berencana berinvestasi pada BKS, MAS, CGIC, dan mengembangkan bisnis bidang real estate, selaras bisnis induk usaha yaitu Multi Artha Pratama (MAP), diharapkan tercipta sinergi bisnis optimal.


Pratama Abadi mempunyai kegiatan usaha bidang industri kemasan kaleng. Selain itu, anak usaha Pratama Abadi bergerak bidang pengolahan hasil perikanan, dan jasa penyimpanan kamar pendingin (cold storage). ”Investasi, dan mengembangkan bisnis bidang real estat, akan memperoleh sumber pendapatan lain untuk mendukung pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, dan prospek usaha ke depan,” tutur Prilli Soetantyo, Direktur Utama Pratama Abadi Nusa Industri, Kamis (17/2).


Sebelum transaksi dilakukan, Pratama Abadi akan menghelat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Maret 2022 untuk mendapat persetujuan dari Pemegang saham. Pasalnya, nilai transaksi melebihi 50 persen ekuitas Pratama Abadi. 


Keputusan Pratama Abadi Nusa Industri mengakuisisi perusahaan bidang real estate dinilai tepat. Itu mengingat indeks harga properti komersial secara konsisten meningkat sejak kuartal tiga 2021. 


Investasi Pratama Abadi itu, juga searah dengan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Di mana, properti menjadi salah satu highlight tahun ini. Dukungan pemerintah dengan memperpanjang insentif pajak hingga Juni 2022 mendatang bisa membawa snowball effect ke industri properti Indonesia.


”Kondisi itu, bisa membawa kenaikan penjualan pada banyak perusahaan properti. Investasi tersebut akan membawa return tinggi secara jangka panjang untuk Pratama Abadi, dan menarik bagi investor,” tutur William Wibowo, Analyst Kanaka Hita Solvera (KHS), Kamis (17/2).


Di sisi lain, pasar juga merespons positif dengan kenaikan demand, khususnya dari end users. Kondisi itu, bisa menjadi momentum para pelaku bisnis properti untuk comeback stronger. ”Seharusnya, tahun ini antusiasme bisnis properti akan kembali tinggi mengingat pandemi juga makin terkendali,” tegas William.

Sekadar informasi, pemegang saham BKS 50 persen Agung Sedayu, dan 50 persen sisanya dikempit Tunas Mekar Jaya. Sedang induk BKS yaitu MAP 50 persen dimiliki Agung Sedayu, dan 50 persen lainnya dipegang Tunas Mekar Jaya. Kedua entitas itu, juga pemegang saham BKS, MAS, dan CGIC dengan masing-masing penguasaan 50 persen. (*)