EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan terjadi aksi profit taking. Sentimen negatif kekhawatiran inflasi belum terkendali membuat bank sentral menaikkan suku bunga.
Selain itu, aksi profit taking investor asing pada perdagangan sebelumnya berpotensi berlanjut hari ini menyusul pelemahan Rupiah. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.050, dan resisten 7.140,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Rabu (28/9).
Secara teknikal, Indeks masih tertahan support namun diperdagangkan di bawah MA5. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain PNIN, INDY, SMGR, PNBN, TLKM, ISAT, TBIG, RAJA, dan PGAS.
Indeks kemarin minus 0,21 persen menjadi 7.112. Beberapa sektor mengalami koreksi antara lain sector basic materials minus 0,96 persen, sektor keuangan turun 0,34 persen, dan sektor consumer cyclicals menukik 0,32 persen. Investor asing membukukan net sell Rp960 miliar. Saham paling banyak dijual investor asing BBCA, BBRI, dan TLKM.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street mulai menguat. Para pelaku pasar merespons negatif keputusan hawkish The Fed. Selain itu, The Fed memproyeksi suku bunga akan tinggi tahun depan. Itu penting untuk memerangi inflasi. Alhasil, proyeksi itu, membuat kekhawatiran para pelaku pasar akan kelahiran resesi.
Apalagi, world bank memberi peringatan soal efek kenaikan suku bunga serentak sejumlah negara dapat memberikan efek kurang baik bagi perekonomian. Pagi ini, bursa Asia mengorbit zona merah. Indeks Nikkei 225 minus 0,49 persen, dan Kospi melemah 0,09 persen. (*)
Related News
Ramaikan Bulan Mei, Sucor Sekuritas Kembali Gelar Sucor Phoenix
Net Buy Rp526M, IHSG Naik 0,97 Persen di Penutupan Jumat (17/5)
Diperluas, Penetapan Kehalalan Produk Bukan Hanya Oleh MUI Pusat
Pool Advista (POLA) Bantu Pinjaman Dana ke Anak Usaha, Buat Apa?
Gelar Cibinong CARnival 2024, ACC Beri Bunga Kredit Spesial
IHSG Melambung 1,1 Persen di Sesi I, Tiga Saham LQ45 Ini Pemicunya