EmitenNews.com - Saham Goto Gojek Tokopedia (GOTO) mulai siuman. Bangkit dari tidur panjang. Bertolak dari auto reject bawah (ARB) tak bertepi. Dan, menjadi salah satu penentu merah hijau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 


Sejak awal tahun hingga Selasa, 17 Januari 2023, saham GOTO telah melesat 25,27 persen menjadi Rp114. Melangit 23 poin dari penutupan akhir tahun lalu di posisi Rp91 per helai. Menyudahi perdagangan Selasa, 17 Januari 2023, saham GOTO menguat 6,54 persen atau 7 poin dari penutupan Senin, 16 Januari 2023 di kisaran Rp107 per helai.  


Saham GOTO dibuka pada Rp108, menyentuh level tertinggi Rp117, dan terendah di posisi Rp107 per lembar. Dalam 52 minggu terakhir, saham GOTO pernah menyundul posisi tertinggi Rp442, dan terendah Rp81. Menyusul skema harga terkini itu, GOTO mengantongi kapitalisasi pasar Rp135 triliun, dan berkontribusi 43,74 persen pada lompatan IHSG.


Tentu, laju saham GOTO itu menjadi angin surga bagi pelaku pasar. Terutama yang telah melibas saham GOTO pada harga di bawah Rp100. Para saudagar bisa kipas-kipas sambil menunggu lompatan-lompatan berikutnya. Sambil berharap tidak kembali ke khittah, sebagai saham dengan predikat sejuta ARB.


Sebaliknya, bagi pemodal yang telanjar memborong saham GOTO di atas Rp200-300, masih bersimbah. Meski tidak sederas kala saham GOTO mengorbit level di bawah Rp100, namun masih diburu rasa cemas. Harus bersabar menunggu saham GOTO minimal kembali pada harga initial public offering (IPO). 


Salah satu investor yang deg-degan yaitu PT Telekomunikasi Indonesia alias Telkom (TLKM). Direksi Telkom bisa jadi tidak bisa tidur nyenyak. Jantung berdetak mengikuti fluktuasi harga saham GOTO. Ya, Telkom melalui anak usaha yaitu PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) menggenggam saham GOTO tidak kurang dari 23,72 miliar lembar. 


Telkom menyerok saham pra-IPO GOTO pada harga Rp270 per lembar. Dengan skenario tersebut, nilai investasi Telkom di GOTO sekitar Rp6,39 triliun. Kalau dikalkulasi dengan harga terkini saham GOTO di posisi Rp114, nilai investasi Telkom sekitar Rp2,7 triliun. So, ada unrealized loss alias potensial loss, atau boncos sekitar Rp3,69 triliun. 


Sekadar informasi, pada 16 November 2020, Telkomsel berinvestasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) alias Gojek berbentuk obligasi konversi tanpa bunga USD150 juta setara Rp2,22 triliun. Lalu, pada 17 Mei 2021, Gojek dan Tokopedia melebur menjadi GoTo Gojek Tokopedia. Aksi itu, membuat Telkomsel harus mengeksekusi obligasi konversi GOTO.


Selanjutnya, pada 18 Mei 2021, Telkomsel meneken perjanjian pembelian saham untuk memesan 29.708 lembar konversi USD150 juta. Kemudian, Telkom memborong 59.417 saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai USD300 juta.


Dan, pada 19 Oktober 2021, GOTO melakukan stock split dan mengubah kepemilikan Telkomsel dari semula 89.125 lembar menjadi 23,72 miliar. Besaran saham tersebut setara 2 persen modal ditempatkan dan disetor penuh GOTO per 30 September 2022. (*)