EmitenNews.com - PT GTS Internasional (GTSI) masih menyimpan dana Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp53,6 miliar. Dana tersebut ditanam di Bank BNI 46 Cabang Senayan dengan bunga 2,15 persen. Itu dilakukan melalui penempatan Taplus bisnis non perorangan.


Kemal Imam Santosa, Direktur Utama GTS Internasional menyebut mengoleksi dana hasil IPO pada 8 September 2021 sejumlah Rp240 miliar dengan biaya Rp16,59 miliar. Jadi, GTS Internasional mengempit hasil bersih IPO senilai Rp223,4 miliar.


Selanjutnya, GTS Internasional merealisasikan penggunaan dana Rp100 miliar untuk pinjaman ke PT Anoa Dulawesi regas, dan Rp48 miliar untuk modal kerja, Rp38,4 miliar untuk penyertaan ke PT Anoa Sulawesi Regas. ”So, total realisasi penggunaan dana IPO senilai Rp186,4 miliar,” tegas Kemal, Jumat (15/10).


Sebelumnya, perusahaan distribusi gas alam dan buatan, angkutan laut untuk barang khusus dan perusahaan holding itu, melalui anak usaha PT Hikmah Sarana Bahari, meraih kontrak baru senilai USD 4,1 juta dari BP Berau Ltd. Dengan kontrak baru itu, cucu usaha Humpus Intermodal tersebut mengapalkan LNG (Liquid Natural Gas) dari Pelabuhan Tangguh ke beberapa pelabuhan bongkar LNG di Indonesia selama 92 hari. 


Selain kontrak baru itu, perseroan telah bersepakat dengan Gas Entec Co. Ltd, sebuah perusahaan Korea bergerak bidang infrastruktur LNG. Pada kesepakatan itu, kedua entitas bisnis tersebut menjajaki kerja sama bidang infrastruktur LNG. Sayangnya, dalam keterangan itu tidak dijelaskan lebih terperinci mengenai kerja sama yang dimaksud. (*)