EmitenNews.com - Ancaman resesi global di depan mata. Menghadapi ancaman itu, posisi koperasi dan UMKM harus diperkuat dengan tiga program utama. Yaitu, mendorong pengembangan koperasi dan UMKM sektor riil, mengembangkan kemitraan strategis, dan memperkuat hilirisasi. 


”Koperasi, dan UMKM sektor riil, khususnya sektor pangan, pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan menjadi unggulan domestik kita ke depan. Terbukti di tengah pandemi punya daya tahan, dan mampu menyerap lapangan kerja lebih luas. Optimalisasi pasar domestik menjadi kunci,” tutur M Riza Damalig, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan.


Fokus kedua penguatan ekosistem kemitraan usaha. Kemitraan akan terus dikembangkan, di antaranya menghubungkan para pelaku UMKM, petani atau nelayan misalnya, dengan akses terhadap input produksi, peningkatan kapasitas, akses pembiayaan maupun pasar. Ketiga, memperkuat hilirisasi produk-produk UMKM berbasis bahan baku keunggulan daerah. ”Salah satunya melalui pembangunan rumah produksi bersama pada beberapa daerah,” ucap Riza. 


Di Sulawesi Utara (Sulut), misalnya, tahun lalu mulai dibangun rumah produksi bersama untuk hilirisasi komoditi kelapa, agar para petani tidak hanya menjual kelapa utuh ke pasar. Tapi, bisa mengolah dan mendapat nilai lebih baik. ”Sabut kelapa, tempurung, daging kelapa, hingga air kelapa, memiliki nilai tinggi. Model bisnis juga kita lengkapi kemitraan rantai pasok untuk memastikan tiap-tiap produk turunan tersebut terserap,” ulas Riza. 


Contoh lain, di Sumatera Utara (Sumut) ada rumah produksi bersama untuk pengolahan cabai. Lalu, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pengolahan sapi, dan di Garut, Jawa Barat (Jabar) untuk pengolahan produk kulit. ”Kami optimistis, UMKM jauh lebih siap menghadapi ancaman isu resesi ekonomi tahun ini ketimbang awal pandemi," imbuh Riza. 


Bupati Malang HM Sanusi menyebut Kabupaten Malang memiliki kondisi topografis, dan geografis kompleks. Itu sekaligus menjadikan Kabupaten Malang sebagai salah satu wilayah dengan bentang alam, dan potensi agraria begitu luar biasa. Tentu sangat mendukung pembangunan sektor pertanian sebagai salah satu sektor penting perekonomian Kabupaten Malang. ”Di dalamnya mencakup tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura,” tegas Sanusi. 


Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mewujudkan ketahanan, dan kemandirian pangan, secara langsung juga telah memberi dampak positif. Di mana, 8 tahun terakhir, Kabupaten Malang mengalami surplus komoditas beras. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, saat ini Kabupaten Malang juga telah berkontribusi terhadap pasar pangan internasional melalui ekspor komoditas buah pisang, alpukat, dan manggis. ”Selain itu, juga ada kopi, bawang merah, susu dan sayuran seperti kubis, dan cabai rawit,” beber Sanusi. (*)