EmitenNews.com -Apakah kamu tertarik dengan komoditi kelapa sawit? Salah satu perusahaan yang sedang kami tinjau adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS), yang bergerak di industri perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit yang memproduksi minyak kelapa sawit (crude palm oil), inti sawit (palm kernel), dan minyak inti sawit (palm kernel oil) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

 

Mengutip dari penjelasan Stocknow.id , saat ini perusahaan memiliki valuasi yang sangat menarik di sektor barang konsumen primer, yaitu PBV 1,74x. Angka tersebut mengartikan bahwa SSMS memiliki PBV yang undervalue apabila dibandingkan dengan PBV sektor dan industrinya yang sebesar 3,07x dan 1,85x. Sepanjang pandemi Covid-19 lalu, sektor agrikultur termasuk bisnis minyak sawit adalah bisnis yang kuat dan berdaya saing tinggi, sehingga memberikan indikasi kuat akan daya tahan bisnis minyak sawit pasca pandemi Covid-19.

 

Kinerja SSMS Tahun 2023

SSMS mencatatkan kinerja menurun pada 1Q23 dimana penjualan bersih Maret 2023 tercatat sebesar Rp 1.26 triliun. Direktur Utama SSMS , Nasarudin Bin Nasir, mengatakan pada 2Q23 akan mengandalkan produktivitas dari tanaman yang memasuki usia siap menghasilkan dan produksi akan digiatkan.

 

"Selain itu, SSMS memiliki metrik operasional yang kuat dan komitmen yang berkelanjutan dibuktikan dengan net profit margin sebesar 19.19% (dibandingkan dengan rata-rata industry sebesar 9.82%), kinerja positif dari sisi produksi segmen Tandan Buah Segar (TBS) yang mencatatkan volume produksi sebesar 1,75 metrik ton pada 1Q22 atau naik 9x dari 1Q21 yang sebesar 1,61 juta metrik ton, serta sertifikasi RSPO dan ISPO," tulis Stocknow.id

 

Kedepannya, potensi pertumbuhan pendapatan dapat berasal dari El Nino yang akan datang, karena penurunan hasil panen cenderung membuat harga CPO naik signifikan.

 

Harga CPO Melonjak Tertinggi dalam Empat Bulan

Kenaikan harga CPO baru-baru ini terjadi karena penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam sehingga meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut.

 

Selain itu, CPO mengalami lonjakan harga tertinggi dalam lebih dari empat bulan setelah serangan Rusia terhadap gudang biji-bijian Ukraina di Danube dalam serangan pesawat tak berawak pada hari Senin dengan memperluas area target kampanye udaranya, sehingga meningkatkan kemungkinan ancaman terhadap ekspor biji-bijian darat dan sungai besar Ukraina melalui Uni Eropa.

 

Sementara dari domestik, pihak berwenang Indonesia mengatakan jumlah daerah di mana kebakaran dapat terjadi telah meningkat selama seminggu terakhir karena cuaca kering membuat kekhawatiran atas kebakaran hutan yang meluas bahkan sebelum Indonesia mencapai puncak dari musim kemarau yang diperkirakan terjadi antara Agustus hingga awal September.