Hari Batik Nasional, BTN Gembleng UMKM Teknik Ini

Pengurus BTN melihat dari dekat pelaku UMKM membatik. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Memperingati Hari Batik Nasional, Bank Tabungan Negara (BBTN) menggelar program literasi keuangan sekaligus pelatihan membatik ramah lingkungan bagi pengrajin batik di Batik Trusmi, Cirebon. Program itu, merupakan langkah nyata BTN dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) hingga ke level debitur non-perumahan.
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menegaskan dukungan BTN terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya pengrajin batik, sejalan dengan komitmen perseroan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara menyeluruh.
“BTN tidak hanya mendukung sektor papan melalui pembiayaan perumahan, tetapi juga kebutuhan dasar lain seperti pangan dan sandang. Batik adalah identitas budaya Indonesia sekaligus industri sandang yang menopang jutaan pengrajin. Dukungan ini merupakan bagian dari strategi BTN mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan,” jelas Setiyo di Cirebon, Kamis, 2 Oktober 2025.
Pada sesi literasi keuangan, BTN juga membuka opsi untuk pembukaan tabungan, hingga akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pengrajin. BTN juga menggandeng World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF) untuk memperkenalkan penggunaan bahan baku batik ramah lingkungan, termasuk material dari minyak sawit bersertifikasi.
“Kami ingin para pengrajin batik tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga mendapatkan akses keuangan inklusif, dan ramah lingkungan. Bahkan kami mendorong mereka menjadi agen banking sehingga bisa menambah penghasilan,” tambah Setiyo.
Saat bersamaan, Founder & CEO Trusmi Group Ibnu Riyanto mengapresiasi langkah BTN dalam mendukung industri batik terutama di Cirebon. Ibnu menyampaikan momentum Hari Batik Nasional selalu memberikan dampak besar terhadap industri batik. Sejak UNESCO mengakui batik pada 2009, penjualan batik melonjak, dan masyarakat semakin bangga mengenakannya.
Namun, dalam empat tahun terakhir industri batik di Cirebon stagnan sehingga harus banyak memikirkan strategi promosi. Kolaborasi dengan BTN sangat menarik karena bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga menghadirkan batik ramah lingkungan dengan sertifikasi WWF. ”Kondisi itu, membuat masyarakat lebih tergerak membeli batik, karena mendapat produk berkualitas sekaligus mendukung kelestarian lingkungan,” tukas Ibnu.
Ke depan, BTN akan memperluas dukungan KUR bagi UMKM batik berbagai sentra batik nasional seperti Cirebon, Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. BTN mengalokasikan pembiayaan KUR hingga Rp3 triliun untuk memberdayakan UMKM, termasuk sektor sandang yang strategis dalam perekonomian nasional.
“Langkah ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat UMKM. BTN ingin memastikan penerapan keuangan berkelanjutan bukan hanya untuk sektor perumahan, melainkan juga menyentuh UMKM dan industri budaya seperti batik,” pungkas Setiyo.
Dengan inisiatif ini, BTN menegaskan perannya sebagai bank yang konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial. (*)
Related News

Komisaris GPSO Priscilla Vikananda Lepas Seluruh Saham Miliknya

CBRE Pastikan Gelar RUPSLB pada 27 Oktober 2025

PNGO Bagikan Dividen Interim Rp130 Per Saham, Yield 5,35%

CNKO Klarifikasi ke BEI Terkait Pembekuan Izin Tambang Anak Usaha

Induk Asal Jepang Perdana Borong 36 Juta Saham SOSS

Pengelola Bioskop CGV (BLTZ) Beberkan Strategi Bisnis di 2026