EmitenNews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini Selasa (19/9) tengah mencermati pola trasaksi dan pergerakan harga Saham PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK). Pasalnya terjadi kenaikan harga yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Saham Bidang usaha Makanan dan Minuman ringan tersebut (TGUK) pada perdagangan akhir pekan lalu yaitu Jumat (15/9) terbang sampai auto reject atas (ARA) 34,65 persen ke posisi Rp136 per saham, melanjutkan kenaikan 6,32 persen sehari sebelumnya.
Pada perdagangan kemarin Senen (19/9) saham TGUK naik 47 persen atau 34,6 persen ke level Rp183 dengan nilai transaksi Rp19,3 miliar. Dengan demikian, TGUK kembali melesat sentuh auto rejection atas (ARA) hingga penutupan.
Sementara hingga penutupan sesi I perdagangan, Selasa (19/9) siang ini, Saham TGUK melemah -9,28% atau turun -17 point ke harga Rp166 per saham.
Saham TGUK tercatat ditransaksikan dari batas atas di level 242 hingga batas bawah di level 160, dengan volume perdagangan mencapai 12.778.884 lot dan nilai Transaksi sekitar Rp248,4 miliar.
Sehubungan dengan terjadinya UMA atas perdagangan saham TGUK, BEI meminta para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.
Selain itu, Bursa juga menghimbau agar para investor mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya, serta mengkaji kembali rencana corporate action perseroan apabila belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi, tulis Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono dalam pengumuman BEI, Selasa (19/9).
Related News
Tambah Kepemilikan, Direktur Ini Kuasai 0,0485 Persen Saham MAPA
RUPST Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) Setujui Komut Tjoe Mien Sasminto
Laba Bersih Naik 92,5 Persen, CLEO Siapkan Dana Investasi Rp450 Miliar
Metrodata (MTDL) Catat Laba Naik Tipis di Kuartal I-2024
Melonjak 37 Persen, Laba Adi Sarana (ASSA) Tembus Rp71M di Kuartal I
Laba Tumbuh, Aset BJB (BJBR) Tembus Rp202,5T di Kuartal I-2024