EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street pada akhir pekan lalu ditutup melemah, antara lain disebabkan kekhawatiran investor akan kenaikan kasus Covid-19 yang memperlambat pemulihan ekonomi serta kenaikan inflasi yang akan mendorong The Fed menarik kembali stimulusnya.


Data PPI bulan Agustus menunjukkan inflasi di tingkat produsen meningkat 0,7%, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1%, namun masih lebih tinggi dibandingkan estimasi 0,6%.


Secara yoy, PPI meningkat 8,3%, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 2010. Hal ini mengindikasikan laju inflasi tinggi masih akan terjadi akibat pandemi yang menekan jaringan suplai bagi produsen.


"Koreksi saham Apple terkait dengan aturan toko aplikasinya juga membebani indeks. Sementara itu harga minyak mentah menguat yang didorong oleh indikasi ketatnya suplai di AS akibat badai Ida serta meningkatnya harapan akan hubungan AS-China yang lebih baik yang akan mendorong perdagangan global," kata analis Waterfront Sekuritas, Ratna Lim.


Data indikator ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya CPI, industrial production, retail sales, initial claims, Michigan Sentiment. Pasar juga menantikan pertemuan
The Fed pada 21-22 September mendatang. The Fed juga dijadwalkan akan melakukan diskusi publik mengenai pemulihan ekonomi dari pandemi pada 24 September 2021.


IHSG pada perdagangan Jumat 10 September 2021 ditutup menguat 0,44% pada level 6094. Saham sektor basic materials membukukan kenaikan kenaikan terbesar terbesar. Investor Investor asing net buy Rp258,29 miliar.


Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support 6.050-6.020 dan resistance 6.125-6.145. Adapun saham yang direkomendasikan Waterfront adalah BBRI, BBNI, BRIS, ANTM, TINS, HRUM, PTBA, dan EXCL.(fj)