EmitenNews.com - Gap 6.820-6.900 kembali tertutup dan MACD yang berada dalam bullish tren mengindikasikan potensi penguatan lanjutan IHSG di perdagangan Rabu (25/5) ini.


"Jika bertahan di atas 6.900, IHSG hari ini berpotensi uji resistance di kisaran 6.950-7.000," kata analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan.

Meski demikian, terbentuknya pola bearish stick sandwich menurutnya juga perlu diwaspadai sebagai sinyal konsolidasi lanjutan IHSG di atas critical support 6.820.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernuran Bank Indonesia (RDG BI) Selasa (24/5) memutuskan untuk mempertahankan sukubunga acuan di 3.5% dan pertumbuhan penyaluran kredit Sektor Perbankan Indonesia (SPI) sebesar 9.1% yoy di April 2022 (vs 6.65% yoy di Maret 2022).

Kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) ke 79% di April 2022 dari 52.9% di Q1-2022 memperkuat optimisme pertumbuhan penyaluran kredit SPI di Q2-2022. Merespon data-data tersebut, nilai tukar Rupiah menguat 0.10% ke Rp14,655 per USD di Selasa sore (24/5).

Dalam kesempatan yang sama, BI juga memperkuat proyeksi Menteri Keuangan RI bahwa Inflasi 2022 akan berada di kisaran 4% yoy. Meski demikian, BI memperkirakan inflasi akan kembali ke rentang 2%-4% di 2023.

Valdy menyebut faktor domestik lain yang dapat menjadi katalis positif adalah dimulainya periode pembagian dividen oleh emiten-emiten di BEI.

"Pelaku pasar dapat memperhatikan potensi minor bullish reversal pada saham-saham konstruksi dan properti, seperti ADHI, WIKA, WSKT, PTPP, PWON, BSDE dan CTRA," sebutnya.

Saham lain yang dapat diperhatikan adalah BBRI, BTPS, UNVR, UNTR dan IMPC.(fj)