IHSG Diprediksi di Kisaran 6.650-6.755, Waterfront Sekuritas Pilihkan Saham Ini

EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, dimana indeks Dow Jones dan S&P500 ditutup menguat, sedangkan Nasdaq Composite kembali ditutup melemah.
Kenaikan yield obligasi pemerintah AS mendorong tekanan jual pada saham sektor teknologi, namun sebaliknya menjadi faktor positif bagi saham sektor perbankan.
Menurut analis Waterfront Sekuritas, Ratna Lim, Yield US-Treasury melanjutkan kenaikannya akibat meningkatnya ekspektasi investor akan kenaikan suku bunga pada tahun depan. Ini setelah Presiden AS Joe Biden mencalonkan kembali Jerome Powell sebagai Chairman The Fed untuk masa jabatan kedua.
Saham sektor energi juga menguat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah. Rencana AS dan beberapa negara untuk melepas cadangan minyaknya dalam rangka meredam kenaikan harga minyak gagal memenuhi beberapa harapan.
Survey IHS Markit menunjukkan aktivitas bisnjs AS pada bulan November melambat secara moderat akibat kurangnya tenaga kerja dan gangguan pasokan bahan mentah. Bursa Wall Street akan tutup pada perdagangan Kamis karena libur Thanksgiving, sedangkan hari Jumat perdagangan akan tutup lebih awal.
IHSG pada perdagangan Selasa 23 November 2021 ditutup melemah 0,68% pada level 6677. Saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar. Sedangkan saham sektor energi membukukan penguatan penguatan terbesar terbesar. Investor Investor asing net buy Rp94 miliar.
Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran support 6650/6610 dan resistance 6720/6755. Saham yang diunggulkan Waterfront hari ini adalah BBCA, TLKM, ADRO, PTBA, ITMG, UNVR, KLBF, ERAA, dan AKRA.(fj)
Related News

Selasa Lelang 9 Seri SUN, Pemerintah Targetkan Kantongi Rp23 Triliun

Kemenhub dan US-ABC Jajaki Kolaborasi Produksi Komponen Pesawat

594 Ribu Industri Kecil Pakaian Serap 1,2 Juta Pekerja

Telisik! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Periksa! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

IHSG Drop 4,14 Persen, Kapitalisasi Pasar Sisa Rp14.746 Triliun