EmitenNews.com -Ditopang Fundamental Ekonomi, IHSG Menguat 3,88% Sepanjang Februari Meski Ditingkahi Perang Rusia-Ukraina moncer pada tahun 2021 menjadi sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) sepanjang bulan Februari 2022 sehingga mengalami penguatan 3,88% di tengah gejolak pasar global karena perang Rusia - Ukraina.


Analis Muhammad Nafan Aji Gusta, mengatakan Indonesia akhirnya mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif setelah mengalami kontraksi pada tahun 2020. Capaian ini juga diikuti dengan surplus Neraca Perdagangan, Neraca Pembayaran Indonesia, Transaksi Berjalan, dan Transaksi Finansial dan Pasar Modal pada 2021.


"Selain itu realisasi APBN pada Januari 2022 juga surplus. Ini diapresiasi pelaku pasar sehingga wajar bila IHSG menguat signifikan pada bulan ini," kata Nafan, Senin (28/2).


Ekonomi Indonesia sepanjang 2021 mulai menunjukkan tren pemulihan setelah di 2020 mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19. Indonesia mengalami kontraksi ekonomi tahun 2020 sebesar -2,07%.


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia pada tahun 2021 tumbuh positif 3,69% (year on year/yoy). Adapun pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi capai 5,02% (yoy), lebih tinggi dari proyeksi sejumlah analis 4,81%. Sebelumnya di kuartal I 2021, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,74%, kemudian mulai mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,07% di kuartal II 2021. Pertumbuhan positif juga berlanjut pada kuartal III-2021 sebesar 3,51%, demikian juga di kuartal IV 2021 yang tumbuh 5,02%.


Selain itu, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD930 juta dolar AS pada Januari 2022. Bulan lalu nilai ekspor Indonesia mencapai USD19,16 miliar dolar AS dan impor USD18,23 miliar dolar AS. Dengan demikian Neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus 21 bulan beruntun.


Selanjutnya, perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus tinggi, sehingga ketahanan sektor eksternal tetap terjaga. Surplus NPI tahun 2021 tercatat sebesar USD13,5 miliar dolar AS. Capaian ini jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada tahun 2020 sebesar USD2,6 miliar dolar AS.


Perkembangan tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan pada 2021 membukukan surplus sebesar USD3,3 miliar dolar AS (0,3% dari PDB), setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar 4,4 miliar dolar AS (0,4% dari PDB). Selain itu, transaksi modal dan finansial pada 2021 juga membukukan surplus USD11,7 miliar dolar AS, lebih tinggi dari capaian pada tahun sebelumnya sebesar USD7,9 miliar dolar AS terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio.


Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pada Januari 2022, APBN mencatatkan surplus Rp28,9 triliun. Nilainya setara dengan 0,16% terhadap produk domestik bruto (PDB). Posisi surplus APBN per Januari 2022 berbalik terbalik dengan Januari 2021 yang defisit 0,27% terhadap PDB. "Ini juga direspon positif oleh pelaku pasar sehingga IHSG meningkat tajam bulan ini," ujar Nafan.


Faktor kedua, perang yang berlangsung antara Rusia - Ukraina pada akhir bulan ini membuat harga komoditas minyak bumi meningkat tajam. Otomatis ini mengerek harga komoditas lain seperti CPO dan batubara. "Ini membuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor komoditas terbesar di dunia menjadi diuntungkan sehingga IHSG menguat signifikan," tutup Nafan.


IHSG ditutup di level 6.888,17 pada penutupan perdagangan saham pada 25 Februari 2022. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 3,88% dibanding penutupan 31 Januari 2022 di level 6.631,15.


Penguatan IHSG bulan ini melanjutkan tren penguatan pada Januari 2022. Dalam penutupan IHSG pada 31 Januari 2022, IHSG berakhir menguat 0,75% dibandingkan penutupan 30 Desember 2021 di level 6.581,48.